London, 1 Syawal 1435/28 Juli 2014 (MINA) – Sebuah gejolak kekerasan dan kebencian terhadap orang-orang Yahudi telah terjadi di Inggris menyusul penyerangan Israel ke Gaza sejak 21 hari yang lalu.
Lebih dari 100 aksi tersebut dicatat oleh polisi dan kelompok masyarakat. Angka ini dua kali lebih besar dari biasanya. Demikian IB Times melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Senin.
Kelompok masyarakat percaya ini adalah lonjakan terbesar dalam insiden anti-Semit sejak 2009, di mana orang-orang Yahudi diserang dan dilecehkan akibat perang Gaza saat itu.
Baca Juga: Mengenaskan, Pembakar Al-Qur’an Asal Swedia Ditemukan Tewas di Apartemenya
Di Gateshead, seorang rabi diserang oleh empat remaja Muslim di luar sekolah asrama Yahudi.Akibatnya mereka dituduh melakukan serangan umum pelecehan ras .
Lebih dari dua malam berturut-turut batu bata dilemparkan ke sinagog Belfast dan menghancurkan jendela-jendela.
Sekelompok orang Asia meneriakkan “Heil Hitler” saat mereka berkendara di area Yahudi di Manchester. Mereka melemparkan peluru pada orang yang lewat.
Di London Utara, sebuah organisasi pro-Israel menerima ancaman bom melalui telepon dan seorang anak laki-laki Yahudi yang sedang bersepeda dilempar batu oleh seorang wanita yang mengenakan niqab. Kepala si anak Yahudi kena lemparan batu itu.
Baca Juga: PM Prancis Sebut Elon Musk Sebagai Ancaman Demokrasi
Peningkatan pelecehan anti-Semit di Twitter juga terjadi, dengan hashtag #HitlerDidNothingWrong trending.
Sejak awal bulan, lebih dari 100 insiden telah dilaporkan ke Community Security Trust (CST), organisasi amal keselamatan masyarakat Yahudi.
Di Perancis
Sementara itu di Perancis, perusahaan Yahudi telah diserang dan sinagog dikepung oleh demonstran pro-Palestina, CST.
Baca Juga: Jerman Tolak Usulan Trump Pindahkan Warga Gaza ke Negara-Negara Tetangga
Mark Gardner, dari CST, mengatakan jumlah penyerangan seperrti tersebut “setidaknya dua kali lipat” dari yang ia duga. Hal itu dapat dibandingkan dengan angka pada tahun 2009, akibat 1.400 warga Palestina tewas dalam pemboman Israel.
Dia mengatakan: “Kami memiliki setidaknya dua kali lipat jumlah insiden dari yang kita duga, tapi situasinya dapat ditangani. Masyarakat itu sadar dan waspada di mana kehidupan terus berjalan.”
Gardner menambahkan: “Dalam beberapa tahun terakhir, masyarakat Yahudi dan Muslim bertemu untuk membahas isu-isu anti-rasisme dan ketidakamanan. Sangat penting bahwa kemajuan hubungan kedua kelompok tersebut, tidak terganggu oleh konflik luar negeri di mana tidak satupun dari kita bertanggung jawab, walau kita memiliki berbagai pendapat. ”
Lebih dari 1.000 warga Palestina, terutama wanita dan anak-anak tewas dalam pemboman Israel di Jalur Gaza sampai 21 hari invasi Israel, sedangkan fihak Israel mengatakan 46 warganya mati. (T/Syt/IR)
Baca Juga: Serikat Pekerja di Pelabuhan Swedia Ancam Blokade Peralatan Militer dari atau Menuju Israel
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Jenderal Israel Terancam Ditangkap karena Perlakukan Warga Palestina Seperti Binatang