Kabul, 14 Muharram 1437/27 Oktober 2015 (MINA) – Gempa berkekuatan 7,5 Skala Richter (SR) melanda kawasan Afghanistan dan Pakistan pada Senin (26/10) menewaskan 215 orang, kata pejabat setempat.
Gempa berpusat di daerah pegunungan Hindu Kush, Jumlah korban tewas diperkirakan terus meningkat di hari mendatang karena beberapa jaringan komunikasi terputus, sehingga ada kemungkinan laporan tambahan.
Dalam , 12 siswa perempuan dilaporkan tewas saat berdesakan untuk keluar dari sekolah di provinsi Afghanistan timur laut Takhar, The Peninsula Qatar melaporkan.
“Mereka saling terjatuh di bawah kaki siswa lainnya” kata Abdul Razzaq Zinda, kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional Afghanistan, yang melaporkan kerusakan cukup parah di Takhar.
Baca Juga: Diboikot, Starbucks Tutup 50 Gerai di Malaysia
Getaran gempa terasa hingga ke India utara, ratusan orang berlari keluar dari gedung saat mereka merasakan tanah di bawahnya berguncang.
“Kami sangat takut ketika melihat banyak orang yang berlarian meninggalkan gedung dan mengingat Allah,” kata wartawan Pakistan Zubair Khan melalui telepon dari Lembah Swat barat laut dari ibukota, Islamabad.
“Saya berada di dalam mobil dan saat berhenti, mobil itu bergerak sendiri separti ada seseorang yang mendorongnya,” tambahnya.
Gempa pada posisi berkisar 213 km (132 mil) dan berpusat 254 km (158 mil) timur laut dari Kabul di provinsi Afghanistan, Badakhshan.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Survey Geological AS awalnya mengukur intensitas gempa berkekuatan 7,7 SR tapi kemudian direvisi turun ke 7,5 SR. Hanya lebih dari satu dekade yang lalu, gempa berkekuatan 7,6 di bagian lain dari Pakistan utara menewaskan sekitar 75.000 orang.
Di Afghanistan, total 24 orang dilaporkan tewas pada hari Senin, termasuk 12 anak sekolah, 7 orang di provinsi timur Nangarhar, 2 di provinsi Nuristan di timur laut dan 3 di provinsi Kunar timur, kata pejabat.
Jaringan Ponsel Turun
Di Pakistan bagian provinsi utara Chitral, 11 orang tewas, pejabat polisi Shah Jehan mengatakan, bahwa jumlah korban tewas kemungkinan bertambah karena banyak daerah yang terputus dari komunikasi.
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
Wartawan Gul Hammad Farooqi (47), mengatakan rumahnya telah runtuh.
“Saya terlempar dari sisi jalan dengan kekuatan gempa. Saya tidak pernah mengalami hal seperti itu,” kata Farooqi.
“Ada banyak kerusakan di sini, dan rumah saya telah runtuh, tapi untungnya anak-anak saya dan saya berhasil melarikan diri,” tambahnya.
Jauh di Selatan kota Peshawar, satu tewas dan 150 orang luka-luka dirawat di rumah sakit kota utama, kata kepala kesehatan provinsi.
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai
Di Afghanistan, lembaga bantuan internasional yang bekerja di daerah utara melaporkan bahwa cakupan jaringan ponsel di daerah bencana turun setelah gempa awal.
“Masalahnya kita tidak tahu, banyak saluran telepon turun,” kata Scott Anderson, wakil kepala kantor untuk Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan di Kabul.
Gubernur Provinsi Badakhshan, Shah Waliullah Adeeb mengatakan sekitar 400 rumah hancur. “Sekarang kami sedang mengumpulkan informasi,” tambahnya
Gempa terjadi hampir persis enam bulan setelah Nepal mengalami gempa terburuk 25 April lalu. Termasuk gempa susulan besar di bulan Mei, yang mengakibatkan 9.000 orang kehilangan nyawa dan 900.000 rumah rusak atau hancur.
Baca Juga: Iran, Rusia, Turkiye Kutuk Kekejaman Israel di Palestina dan Lebanon
Wilayah pegunungan termasuk daerah seismik aktif, dengan gempa bumi hasil dari lempeng benua India ke arah daratan Eurasia. Pergeseran tektonik mendadak dapat menyebabkan getaran besar. (T/hna/P4)
Mi’raj Islamic Niews Agency (MINA)
Baca Juga: Lanjutkan Kunjungan Kenegaraan, Presiden Prabowo Bertolak ke AS