Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gempa Afghanistan: Tim Bantuan PBB Mulai Buka Akses Jalan yang Terputus

Rudi Hendrik Editor : Widi Kusnadi - 1 jam yang lalu

1 jam yang lalu

0 Views

Keluarga-keluarga di Afghanistan timur laut sangat terpukul oleh gempa bumi Ahad (31/8) lalu dan telah memohon bantuan untuk menemukan dan menguburkan korban tewas. (Foto: IOM)

Kabul, MINA – Misi bantuan besar-besaran bagi para penyintas gempa bumi di Afghanistan berlanjut pada Rabu (3/9). Tim-tim bantuan membuka jalan-jalan yang terblokir dan memutus jalur komunikasi dalam upaya menjangkau komunitas-komunitas paling terpencil yang masih membutuhkan bantuan.

Pembaruan terbaru dari tim asesmen PBB yang menjangkau komunitas-komunitas terdampak di distrik pegunungan Ghazi Abad dengan berjalan kaki pada Selasa, menggarisbawahi kebutuhan mendesak untuk melanjutkan respons kemanusiaan.

“Masalah mengeluarkan orang-orang dari bawah reruntuhan sangat mendesak,” kata Salam Al-Jabani dari Dana Anak-Anak PBB (UNICEF) di Kabul. UN News melaporkan.

“Orang-orang mengatakan bahwa yang sangat dibutuhkan adalah orang-orang untuk membantu kami menguburkan dan mengevakuasi mereka,” katanya.

Baca Juga: Gempa Afghanistan: Korban Tewas Melonjak Lebih dari 1.400 Jiwa

Laporan awal dari otoritas de facto Afghanistan menunjukkan bahwa setidaknya 1.400 orang tewas dan lebih dari 3.100 orang terluka ketika gempa bumi berkekuatan 6 skala Richter melanda wilayah timur laut pada Ahad (31/8) malam.

Jumlah korban diperkirakan akan terus bertambah seiring tim SAR mencapai daerah-daerah terdampak, tetapi beberapa komunitas terpencil belum dijangkau. Permasalahan akses disebabkan oleh longsoran batu dan tanah yang dipicu oleh gempa bumi dan hujan deras beberapa hari sebelum bencana.

“Tim kami harus meninggalkan mobil dan berjalan kaki selama dua jam untuk mencapai Ghazi Abad,” jelas Al-Jabani. “Desa-desa lain berjarak enam hingga tujuh jam berjalan kaki dan masih belum terjangkau, bahkan oleh helikopter milik pemerintah daerah.

Komunikasi juga terputus-putus atau bahkan tidak ada sama sekali.

Baca Juga: Saudi Desak Gencatan Senjata di Gaza

“Ada satu menara seluler di dekat pusat kesehatan, selain itu gelap,” lanjut Bapak Al-Jabani. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Gempa Afghanistan: Kurangnya Dana Menghambat Upaya Bantuan

Rekomendasi untuk Anda