Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gempa di Rusia Picu Kenaikan Air Laut di Indonesia

Widi Kusnadi Editor : Bahron Ans. - 9 jam yang lalu

9 jam yang lalu

13 Views

Kenaikan air laut akibat gempa dahsyat di Samudra Pasifik (Gambar: Telegram)

Jakarta, MINA – Gempa bumi tektonik berkekuatan magnitudo 8,7 mengguncang wilayah lepas pantai Semenanjung Kamchatka, Rusia, Rabu (30/7) pagi pukul 06.24 WIB. Guncangan besar tersebut memicu peringatan dini tsunami di wilayah Pasifik, termasuk Indonesia bagian timur.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat adanya kenaikan muka air laut di beberapa wilayah pesisir timur Indonesia sebagai respons terhadap gempa yang terjadi di Samudra Pasifik Utara itu.

“Kenaikan muka laut terpantau di beberapa titik pantai, dengan ketinggian antara 0,05 hingga 0,2 meter. Ini menandakan bahwa energi tsunami dari Kamchatka turut menjalar ke perairan Indonesia, meskipun intensitasnya kecil,” kata Daryono, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rabu (30/7) di Jakarta.

BMKG merilis hasil pengamatan sensor muka laut (tsunami gauge) yang menunjukkan anomali di beberapa titik: Jayapura DOK II: 0,2 meter (14:14 WIB), Tapaleo, Halmahera Tengah: 0,06 meter (14:15 WIB), Sarmi: 0,2 meter (14:20 WIB), Sorong: 0,2 meter (14:35 WIB), Depapre, Jayapura: 0,2 meter (14:45 WIB), Sausapor: 0,2 meter (15:04 WIB), Beo, Talaud: 0,05 meter (15:14 WIB), Daeo Majiko, Morotai: 0,08 meter (15:17 WIB) dan Gorontalo: tidak terdeteksi anomali.

Baca Juga: DPR RI Tegaskan Pentingnya Keadilan bagi Palestina

Meski ketinggian gelombang relatif rendah, BMKG tetap menetapkan status Waspada untuk beberapa wilayah pesisir yang berpotensi terdampak gelombang tsunami di bawah 0,5 meter.

“Masyarakat kami imbau untuk menjauhi area pantai dan tetap siaga. Apalagi, bentuk pantai seperti ceruk atau teluk sempit bisa memperkuat gelombang tsunami secara lokal,” ujar Daryono.

Ia menambahkan bahwa hingga pukul 16.30 WIB, telah tercatat 43 gempa susulan (aftershock), dengan magnitudo terbesar mencapai 6,9. Aktivitas ini menunjukkan masih adanya pelepasan energi di zona subduksi lempeng Pasifik.

BMKG terus memantau perkembangan secara real-time dan meminta masyarakat tidak mudah percaya terhadap isu tsunami yang beredar di media sosial. []

Baca Juga: Imaam Yakhsyallah: Bantu Gaza dengan Makanan, Raih Kedudukan Mulia di Sisi Allah Ta’ala

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda