Gempa Lombok, Rumah Sakit Tanjung Super Sibuk

Ratusan pasien hilir mudik silih berganti untuk antri mendapatkan perawatan kesehatan dari di Lombok Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Pagi itu, Selasa, 7 Agustus, suasana rumah sakit yang berada satu kilo meter dari bibir pantai Lombok utara sangat sibuk. Puluhan tenaga dokter rasanya hampir tak sanggup melayani pasien yang terus membanjiri halaman rumah sakit. Belum selesai satu pasien tertangani, di belakangnya sudah antri pasien lain menunggu mendapatkan perawatan.

Sementara itu, deru bunyi sirene ambulans seolah tiada henti meraung raung membuat suasana rumah sakit semakin mencekam saja.

Hingga pukul 10.55 waktu setempat,  Dr Arief Rahman, dokter spesialis radiologi asal Jakarta tidak hentinya mengatur rekan-rekan dokter dari tim untuk melayani pasien, sampai-sampai lupa belum menyempatkan diri sarapan pagi.

Baginya, melayani pasien lebih utama, meski ia belum mendapat asupan gizi pada pagi yang cerah itu.

Sementara itu, Dr Miftahul Masruri,seorang dokter relawan MER-C yang jauh dari Medan, Sumatera Utara, dengan merogoh koceknya sendiri rela bergabung bersama tim MER-C untuk misi kemanusiaan di Lombok Utara.

Tidak ketinggalan, Dr Akita Rukmana Akbar dari Aceh, juga tidak mau ketinggalan dalam memberi bantuan medis dengan mendermakan ilmu, tenaga dan juga hartanya untuk membantu warga Lombok yang dengan islands musibah gempa.

Ada juga Mbak Kipa Jundapri, sosok wanita keturunan Jawa kelahiran Sumatera (Pujakusuma) dengan profesinya sebagai perawat juga tidak mau ketinggalan membantu pelayanan medis MER-C di Bumi Seribu Masjid itu.

Dalam misi MER-C ini, tidak ketinggalan ada Ustaz Akhmad Khusaini, seorang pegawai KUA Kec. Gunung Sari, Lombok Barat yang dengan setia menemani tim MER-C dalam menjalankan misinya.

Ustaz Khusaini saat ini sedang menunggu SK dari Menteri Agama RI untuk menjadi penghulu di wilayahnya.

Keadaan genting di Pulau Lombok membuat rumahnya sesak dengan puluhan pengungsi dari berbagai daerah dan relawan MER-C yang baru saja mendarat dari Jakarta.

 

Tangisan Duka

Tiba-tiba saja suara tangisan kress seorang bocah lelaki memecah suasana keramaian di rumah sakit itu.

Baru saja seorang pasien yang datang tidak tertolong dan menghembuskan nafas terakhirnya.

Tim dokter yang memberikan pertolongan terakhirnya dengan melakukan tekanan di dada pasien telah berhenti setelah melakukannya puluhan kali.

Inna lillahi wa inna ilaihi rajiuun.

Satu pasien tidak terselamatkan. Ya Allah kuatkan saudara-saudara kami di Lombok Utara ini. Berikan kepada mereka ketabahan,  kekuatan dan kesabaran dalam menghadapi musibah ini. Jadikan hal Itu sebagai penghapus dosa-dosa mereka serta semakin mendekatkan mereka kepada jalan-Mu, jalan agama-Mu. (A/P2/RI-1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.