Naypyidaw, MINA – Jumlah korban tewas akibat gempa besar Myanmar melonjak melewati 1.600 jiwa dan 3.000 lebih lainnya terluka pada Sabtu (29/3), kata media pemerintah, saat tim penyelamat masih mengeluarkan korban dari reruntuhan.
PBB juga memperingatkan kerusakan parah pada infrastruktur penting di Myanmar dan ribuan orang harus tidur di jalanan. Radio Free Asia (RFA) melaporkan.
Sementara di ibu kota negara tetangga Thailand, ratusan kilometer jauhnya dari episentrum gempa, polisi nasional mengatakan, jumlah korban dari runtuhnya gedung tinggi yang sedang dibangun meningkat, menjadi 13 orang tewas dan 118 orang masih hilang.
Gempa berkekuatan 7,7 skala Richter terjadi tepat setelah tengah hari pada Jumat di dekat kota terbesar kedua di Myanmar, Mandalay. Hingga Sabtu malam, MRTV yang dikelola pemerintah melaporkan 1.644 kematian, naik lebih dari 600 dalam sehari. Sebanyak 3.408 lainnya dilaporkan terluka dan 139 hilang.
Baca Juga: Muslim AS Idul Fitri Ahad 30 Maret
Perserikatan Bangsa-Bangsa di Myanmar pada Sabtu melaporkan kerusakan rumah yang meluas dan “kerusakan parah” pada infrastruktur penting, dengan penerbangan dibatalkan hingga pemberitahuan lebih lanjut di bandara internasional di Mandalay.
Ditambahkannya bahwa “jembatan utama, jalan, universitas, hotel, situs bersejarah dan keagamaan, dan gedung layanan publik di daerah perkotaan dan pedesaan telah rusak parah atau hancur.”
“Ribuan orang menghabiskan malam di jalan atau ruang terbuka karena kerusakan dan kehancuran rumah atau takut akan gempa susulan,” kata pbb-untuk-koordinasi-urusan-kemanusiaan/">Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Lebih dari 2.000 Tahanan Dibebaskan di Afghanistan pada Hari Raya Idul Fitri