Chauk, Myanmar, 22 Dzulqa’da 1437/25 Agustus 2016 (MINA) – Sebuah gempa berkekuatan 6,8 SR melanda wilayah tengah Myanmar pada Rabu (24/8), menewaskan sedikitnya tiga orang dan merusak puluhan pagoda di Bagan, situs arkeologi terbesar di negara ini.
Menurut badan geologi Amerika Serikat (AS), gempa terjadi 25 kilometer dari kota Chauk (barat laut Naypyidaw), pada kedalaman 84 kilometer.
Gempa juga dirasakan di Thailand, India dan Bangladesh, demikian Asia News memberitakan yang dikutip MINA.
Dua dari tiga korban telah dikonfirmasi, seorang gadis kecil tujuh tahun dan seorang gadis 15 tahun yang tewas di Magway Region. Korban ketiga adalah seorang pemuda 22 tahun.
Baca Juga: Trump Terkejut Atas Penolakan Mesir dan Yordania Soal Relokasi Warga Gaza
Soe Win, seorang politisi di Chauk, mengatakan bahwa di kota lebih dari delapan pagoda telah runtuh.
“Dua bangunan lain hancur dan penduduk masih sangat ketakutan,” kata Soe Win.
Situs arkeologi Bagan hanya 30 kilometer dari pusat gempa, di Mandalay Region.
Menteri Kebudayaan dan Keagamaan Negeri menyatakan bahwa setidaknya 171 pagoda kuno, stupa dan kuil menjadi rentan oleh guncangan. Pemerintah setempat masih melakukan inspeksi di situs untuk mengukur kerusakan.
Baca Juga: Lavrov: G20 Sambut Baik Perundingan Rusia-AS di Riyadh
Bagan yang merupakan bekas ibukota Kerajaan Burma, menyimpan sekitar 2.500 monumen. Banyak peziarah dan wisatawan setiap hari naik menggunakan tangga. Candi Buddha berusia mulai dari abad ke-10 hingga abad ke-14 adalah salah satu daya tarik utama dari Myanmar dalam dunia pariwisata.
Myanmar adalah negara berisiko gempa tinggi. Pada tahun 2012, gempa bumi berkekuatan 6,8 melanda pusat negara itu yang menewaskan 26 orang dan melukai ratusan lainnya. (T/P001/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Rusia Soroti Perlunya Palestina Merdeka untuk Selesaikan Krisis Gaza