Izmir, MINA – Petugas penyelamat membebaskan seorang pria berusia 70 tahun dari reruntuhan sebuah bangunan di Turki barat pada Ahad (31/10), sekitar 34 jam setelah gempa kuat di Laut Aegea melanda Turki dan Yunani, menewaskan sedikitnya 51 orang dan melukai lebih dari 900 orang.
Ahmet Citim (70) ditarik keluar dari reruntuhan tak lama setelah tengah malam hari Ahad dan dirawat di rumah sakit, Asharq Al-Awsat melaporkan.
Menteri Kesehatan Fahrettin Koca dalam tweet-nya menulis bahwa pria itu berkata: “Saya tidak pernah kehilangan harapan saya.”
Kepresidenan Manajemen Bencana dan Darurat Turki (AFAD) meningkatkan jumlah korban tewas di Izmir, kota terbesar ketiga di Turki, menjadi 49 saat tim penyelamat menarik lebih banyak mayat dari gedung-gedung yang roboh.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Dua remaja meninggal pada Jumat di pulau Samos, Yunani dan sedikitnya 19 lainnya terluka.
Gempa Jumat sore yang menurut Kandilli Institute berkekuatan 6,9 skala Richter, berpusat di Aegean timur laut Samos. Sedangkan AFAD mengatakan itu 6,6 SR dan mencapai kedalaman sekitar 16 kilometer (10 mil).
Guncangan dirasakan di seluruh Turki barat, termasuk di Istanbul, serta ibu kota Yunani, Athena. Ratusan gempa susulan menyusul. Dilaporkan, 896 orang terluka di Turki.
Tim pencari dan penyelamat terus bekerja di sembilan gedung di Izmir saat fajar menyingsing pada hari ketiga.
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
AFAD mengatakan, lebih dari 5.700 personel dari lembaga negara, kota, dan organisasi non-pemerintah telah diaktifkan untuk pekerjaan penyelamatan dan ratusan lainnya untuk distribusi makanan, bantuan psiko-sosial dan pengendalian kerusakan bangunan.
“Jika mereka masih hidup, kami memiliki peluang besar untuk menemukan mereka selama 72 jam,” kata Wakil Presiden Fuat Oktay kepada wartawan.
Turki dilintasi garis patahan dan rawan gempa bumi. Pada 1999, dua gempa kuat menewaskan sekitar 18.000 orang di barat laut Turki. Gempa bumi juga sering terjadi di Yunani. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas