Amman, 16 Syawwal 1438/10 Juli 2017 (MINA) – Kesepakatan gencatan senjata antara Amerika Serikat (AS) dan Rusia di Suriah barat daya, mulai berlaku pada Ahad (9/7/2017) siang.
Kesepakatan dua negara kekuatan dunia itu adalah upaya internasional terbaru untuk perdamaian dalam perang enam tahun di Suriah.
Amerika Serikat, Rusia dan Yordania mencapai gencatan senjata dan “kesepakatan de-eskalasi” dengan tujuan membuka jalan bagi gencatan senjata yang lebih luas dan lebih kuat. Demikian Arab News memberitakan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Pengumuman tersebut muncul setelah sebuah pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin di KTT G20, saat negara-negara ekonomi utama berumpul di Jerman.
Baca Juga: Kapal Wisata Mesir Tenggelam di Laut Merah, 17 Penumpang Hilang
Beberapa kesepakatan gencatan senjata sebelumnya telah runtuh sejak permulaan konflik.
Dengan bantuan kekuatan udara Rusia dan milisi yang didukung Iran, pemerintah Presiden Suriah Bashar Al-Assad telah mengungguli kelompok oposisi selama setahun terakhir.
Zona deeskalasi di barat daya Suriah mencakup provinsi Daraa yang perbatasan dengan Yordania dan Quneitra yang berbatasan dengan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.
Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri yang terlibat dalam pembicaraan tersebut mengatakan, diskusi lebih lanjut diperlukan untuk memutuskan aspek penting dari kesepakatan tersebut, termasuk siapa yang akan memantau tegaknya zona deeskalasi.
Baca Juga: Sempat Dilaporkan Hilang, Rabi Yahudi Ditemukan Tewas di UEA
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan, kesepakatan tersebut mencakup mengamankan akses kemanusiaan dan membuat kontak antara oposisi di wilayah tersebut dan sebuah pusat pemantauan yang sedang didirikan di ibu kota Yordania. (T/RI-1/RS1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi