Doha, MINA – Kesepakatan gencatan senjata antara pejuang Hamas Palestina dan Zionis Israel akhirnya tercapai setelah perjalanan panjang dan penguluran waktu dari pihak penjajah Zionis. Al-Jazeera melaporkan.
“Kedua pihak yang bertikai di Jalur Gaza telah mencapai kesepakatan mengenai pertukaran tahanan dan sandera, dan (para mediator) mengumumkan gencatan senjata dengan harapan mencapai gencatan senjata permanen antara kedua belah pihak,” ujar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani dalam konferensi pers Rabu malam (15/1).
Warga Gaza besorak-sorai mendengar kabar gencatan senjata ini. Gencatan senjata ini mengakhiri perang lebih dari 15 bulan di wilayah Palestina.
Kesepakatan itu mencakup pembebasan 33 sandera Israel, yang meliputi wanita, anak-anak, orang tua, dan korban luka-luka. Enam belas hari setelah kesepakatan tersebut, pembicaraan dijadwalkan akan dimulai mengenai pemulangan para sandera yang tersisa, serta jenazah para korban yang telah meninggal.
Baca Juga: Ini Teks Lengkap Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza
Sebagai gantinya, Israel berencana untuk membebaskan sejumlah besar tahanan Palestina. Namun, mereka yang terlibat dalam serangan pada 7 Oktober 2023 akan tetap ditahan.
Sementara itu, Israel menyatakan tidak akan sepenuhnya menarik pasukannya dari Gaza sampai semua sandera dikembalikan. Sebaliknya, strategi penarikan bertahap akan diterapkan, dengan pasukan yang tersisa di perbatasan untuk melindungi kota-kota dan desa-desa Israel di daerah tersebut.
Kesepakatan lainnya, penduduk Gaza Utara yang tidak bersenjata akan diizinkan untuk kembali, dengan sistem yang diterapkan untuk mencegah senjata diangkut ke daerah tersebut.
Di sisi lain, penyeberangan Rafah antara Mesir dan Gaza akan dibuka kembali, sehingga memungkinkan warga yang sakit dapat meninggalkan daerah tersebut untuk berobat.
Baca Juga: Qatar: Perjanjian Gencatan Senjata di Gaza Mulai Ahad
Kesepakatan yang diusulkan juga mencakup peningkatan substansial dalam bantuan ke Jalur Gaza, yang menurut PBB dan lembaga-lembaga internasional lainnya saat ini sedang menghadapi krisis kemanusiaan yang parah.
Meskipun Israel mengizinkan bantuan masuk ke wilayah tersebut, ada ketidaksepakatan mengenai jumlah yang diizinkan.
Israel telah menyatakan tidak akan mengakhiri perang dengan Hamas. Sementara komunitas internasional bersikeras bahwa Gaza harus diperintah oleh warga Palestina. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Mediator: Hamas dan Israel Sepakati Gencatan Senjata di Gaza