Bayt Lahiya, 9 Syawal 1435/6 Agustus 2014 (MINA) – Meski kesepakatan genjatan senjata dilakukan selama 15 jam, pesawat pengintai tanpa awak (drone) milik Zionis Israel masih terbang lalu lalang di atas langit Gaza untuk memantau kondisi dan pergerakan di daerah terblokade itu.
Koresponden Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Gaza melaporkan, selama lebih dari 15 jam sejak dimulainya genjatan senjata 72 jam hingga Selasa pukul 22.15 Waktu Gaza, serangan Zionis Israel dan baku tembak dengan pasukan Al-Qassam di wilayah Gaza tidak terdengar lagi.
“Hingga Selasa (5/8) pukul 22.15 Waktu Gaza, sejak dimulainya genjatan senjata, kami tidak mendengar lagi serangan dari pasukan Zionis mau pun baku tembak dengan pejuang Al-Qassam. Pesawat tempur F-16 milik Zionis pun sudah tidak terdengar berlalu lalang di langit Gaza. Namun Drone Israel terlihat masih memantau pergerakan Gaza,” kata Koresponden MINA Gaza melaporkan langsung dari Bayt Lahiya, utara Gaza.
Koresponden MINA di Gaza yang juga sempat memantau perbatasan Gaza pun mengatakan, sudah tidak ada lagi pasukan Zionis yang berada di dalam wilayah perbatasan Gaza, namun masih melihat pasukan Zionis berada di dekat tembok-tembok pembatas di dalam wilayah jajahan Israel.
Baca Juga: AS Tolak Rencana Israel untuk Caplok Tepi Barat yang Diduduki
Tentara Penjajah Zionis Israel menarik pasukannya dari perbatasan Jalur Gaza, menyusul kesepakatan gencatan senjata 72 jam yang dimulai pada Selasa (5/8) pukul 08:00 pagi waktu setempat.
Sebelum gencatan senjata diberlakukan, Zionis Israel terus melakukan serangan ke beberapa lokasi di Jalur Gaza yang hingga hari ini telah menewaskan 1.865 warga Palestina dan melukai 9.563 lainnya, koresponden MINA melaporkan.
Drone Mematikan
Drone atau “kendaraan udara tak berawak” (UAV) adalah sebuah pesawat tak berawak yang dapat dikemudikan dari jarak jauh. Drone bervariasi dalam ukuran dan berat serta dapat digunakan untuk melakukan pengawasan dan serangan.
Baca Juga: Sedikitnya 10.000 Tenda Pengungsi Gaza Rusak Akibat Badai Musim Dingin
Sebagaimana laporan lembaga pemantau Drone, Drones Watch, Angkatan Udara Israel menggunakan Drone untuk berpatroli dan menyerang di atas langit Lebanon, Tepi Barat, dan Gaza terblokade.
Bahkan, militer Zionis menggunakan Drone dalam agresinya selama 30 hari ke Gaza, terlibat membunuh warga sipil dan menghancurkan insfrastruktur Gaza.
Drone Zionis Israel menargetkan lokasi Rumah Sakit Indonesia di Bayt Lahiya, utara Gaza. Muqarrabin Al-Fikri, Ketua Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Cabang Gaza melaporkan, drone Zionis Israel menembakkan rudal dan menghantam kamar jenazah RS Indonesia, pada Rabu sore (23/7).
Menurut para pakar industry, Zionis Israel menempati urutan kedua setelah Amerika Serikat dalam pengembangan dan kepemilikan drone.
Baca Juga: WHO: Serangan terhadap RS Kamal Adwan di Gaza Harus Segera Dihentikan
Israel merupakan eksportir terbesar di dunia untuk pemasok drone dan teknologinya. Industri milik Zionis, Israel Aerospace Industries telah menjual drone dan teknologinya untuk lebih dari dua puluh negara di seluruh dunia.
Elbit Systems Ltd dan Israel Aerospace Industries Ltd adalah dua produsen pembuat drone mematikan – Heron TP/Eitan dan Hermes 450. Amerika pun memberikan Israel 30 miliar dolar bantuan militer antara 2009-2018, termasuk pengembangan drone untuk kepentingan militer. Angkatan Udara Israel setidaknya sejak 2005 telah melatih banyak operator dan pengelola Drone. (L/K01/P02/IR)
MI’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Kaki Tentara Israel Ini Diamputasi Usai Disergap Hamas