Canberra, MINA – Genosida Israel di Gaza memicu lonjakan kebencian islamofobia yang “mengerikan”, di tengah meningkatnya dukungan untuk Palestina, Anadolu melaporkan..
“Perang di Gaza telah memicu lonjakan antisemitisme, rasisme anti-Arab, rasisme anti-Palestina, dan kebencian islamofobia yang mengerikan. Menyebutkan berbagai bentuk rasisme tersebut bukan berarti menyamakannya. Menyebutkan yang satu tidak serta merta membatalkan yang lain,” kata Komisioner Diskriminasi Ras Australia, Giridharan Sivaraman, menurut laporan SBS News pada Kamis (7/8).
Berbicara di National Press Club pada Rabu, Sivaraman menyerukan tindakan pemerintah dengan “komitmen dan kemauan politik yang tulus” untuk memerangi diskriminasi rasial di Australia, yang merupakan rumah bagi lebih dari 800.000 Muslim, menjadikan Islam sebagai agama dengan mayoritas kedua di negara tersebut.
Pernyataannya menyusul putusan Pengadilan Federal bulan lalu yang menegaskan kritik politik terhadap Israel, betapa pun provokatifnya, tidak secara inheren menargetkan orang Yahudi sebagai sebuah kelompok.
Baca Juga: Brasil Abaikan Tawaran Israel untuk Redakan Ketegangan Diplomatik
Sivaraman juga menyalahkan “beberapa pendekatan pemerintah” yang terkadang mengadu domba komunitas.
“Dalam hal solusi untuk mengatasi rasisme, jika Anda hanya bekerja dengan satu komunitas dan mengesampingkan komunitas lain, Anda tidak akan menemukan solusi yang akan membantu semua orang. Komunitas lain merasa tidak diperhatikan, tidak didengar, dan trauma mereka tidak nyata. Hal ini menciptakan ketidakpercayaan terhadap pemerintah. Hal ini menciptakan ketidakpercayaan antar komunitas,” ujarnya.
Meskipun kebencian Islamofobia meningkat, tekanan semakin meningkat pada pemerintahan Partai Buruh Perdana Menteri Anthony Albanese untuk mengakui negara Palestina yang merdeka secara resmi.
Menurut survei terbaru oleh DemosAU, 45% warga Australia kini mendukung pengakuan negara Palestina, naik dari 35% dalam survei sebelumnya yang diadakan pada Mei tahun lalu.
Baca Juga: Maskapai Israel Tarik Staf dari Paris Usai Serangan Pro-Palestina
Israel telah menghadapi kemarahan yang semakin besar atas perang destruktifnya di Gaza, di mana lebih dari 61.000 orang telah tewas sejak Oktober 2023. Kampanye militer tersebut telah menghancurkan wilayah kantong tersebut dan membawanya ke ambang kelaparan. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kamboja dan Thailand Sepakati Gencatan Senjata Permanen, AS dan Tiongkok Jadi Pengamat