Tbilisi, Georgia, 14 Muharram 1435/18 November 2013 (MINA) – Giorgi Margvelashvili disumpah sebagai presiden baru Georgia pada upacara pelantikan di ibukota Tbilisi pada Ahad sore (17/11).
Margvelashvili yang didukung oleh partai berkuasa, Partai Impian Georgia, meraih kemenangan telak dalam pemilihan presiden negara itu pada Oktober untuk menandai pertama kalinya peralihan kekuasaan damai Georgia sejak mendeklarasikan kemerdekaan dari Uni Soviet pada 1991, Philippines News Agency melaporkan yang diberitakan Mi’raj News Agency (MINA).
Secara relatif politikus pendatang baru itu mengumpulkan 62,12 persen suara, dibandingkan dengan penantang terdekatnya, Davit Bakradze sebagai mantan pemimpin Partai Gerakan Nasional Bersatu, yang meraih 21,72 persen suara.
Setelah pelantikan, dijadwalkan upacara peletakkan karangan bunga di monumen tentara di Tbilisi Heroes Square, diikuti dengan makan malam resmi, konser dan resepsi.
Baca Juga: Diplomat Rusia: Assad dan Keluarga Ada di Moskow
Margvelashvili juga akan mengadakan pertemuan bilateral Ahad dengan 53 kepala delegasi asing resmi yang menghadiri pelantikan.
Di antara para tamu di acara tersebut adalah Perdana Menteri Azerbaijan dan Austria serta Presiden Lithuania Dalia Grybauskaite.
Lituania adalah presiden Dewan Uni Eropa saat ini, dan akan menjadi tuan rumah KTT Kemitraan Timur Uni Eropa akhir bulan ini, yang Georgia dijadwalkan untuk hadir.
Presiden Georgia yang digantikan, Mikheil Saakashvili, Walikota Tbilisi Gigi Ugulava, dan Partai Gerakan Nasional menolak menghadiri pelantikan, mengatakan bahwa partai berkuasa baru tidak bersedia untuk bekerja sama secara politis.
Baca Juga: Penulis Inggris Penentang Holocaust Kini Kritik Genosida Israel di Gaza
Para pejabat Rusia juga absen dari upacara, karena hubungan diplomatik bilateral berakhir pada 2008 setelah perang singkat pada bulan Agustus dengan gerakan kemerdekaan dari Ossetia Selatan. Moskow kemudian mengakui Ossetia Selatan dan Abkhazia sebagai negeri bebas yang memisahkan diri dari Georgia, dan menyediakan mereka dukungan ekonomi dan militer.
Kemerdekaan mereka telah diakui oleh beberapa negara lain, tapi sebagian besar negara terus mempertimbangkan Ossetia Selatan dan Abkhazia bagian dari Georgia.
Hubungan Rusia-Georgia secara historis terganggu, dirusak oleh konflik berulang di wilayah selatan negara yang menuntut kemerdekaan.
Margvelashvili berjanji bersedia untuk menormalkan hubungan dengan Rusia selama pidato pelantikannya, mencatat bahwa tugas itu akan membutuhkan tetangga utara Georgia untuk menghormati integritas kedaulatan dan teritorial.
Baca Juga: Polandia Komitmen Laksanakan Perintah Penangkapan Netanyahu
Presiden AS Barack Obama mengucapkan selamat kepada Georgia pada transisi damai Sabtu, mendesak kesatuan politik dan kerjasama lanjutan dengan AS.
Margvelashvili adalah presiden terpilih keempat Georgia dan akan melayani dalam masa lima tahun. (T/P09/R2).
Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: Ratusan Ribu Warga Spanyol Protes Penanganan Banjir oleh Pemerintah
Baca Juga: Oxford Union Menyatakan Rezim ‘Apartheid’ Israel Lakukan Genosida