Oleh: Nu’man Nasif Nasyafi, Aktivis Aqsa Working Grup (AWG)
Palestina tengah membara dan menjadi sorotan utama di dunia. Konflik yang berkepanjangan ini kembali memanas pada awal Oktober 2023 dengan meninggalkan banyak kisah pilu dan menyayat hati melihat negeri Palestina yang luluh lantak oleh penjajah Israel.
Setidaknya, hingga genjatan senjata, Jumat (24/11/2023) lebih dari 15 ribu jiwa menjadi korban jiwa yang telah syahid dan hampir separuhnya adalah anak-anak. Dunia seakan marah dan mengecam kebrutalan Israel yang membom Gaza. Lebih kejamnya lagi, Israel melarang segala bentuk bantuan masuk ke Gaza yang tentu saja makin memperparah keadaan.
Kita sebagai saudara muslim bagi rakyat Palestina, tentu saja merasa sedih ketika melihat mereka terbunuh dan harus mengungsi ke berbagai tempat. Banyak rakyat Palestina yang terus menderita dampak konflik berkepanjangan, dan kita sebagai individu yang peduli dengan hak asasi manusia dan perdamaian, memiliki peran yang signifikan untuk dimainkan dalam membantu mereka. Salah satu cara yang efektif adalah melalui partisipasi dalam gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) terhadap produk-produk Israel.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-11] Ragu-ragu Mundur!
Gerakan BDS telah muncul sebagai alat yang kuat dalam upaya untuk mengakhiri pendudukan Israel di wilayah Palestina. Banyak orang di seluruh dunia, termasuk Indonesia, tergerak untuk melakukan kampanye BDS dan ini adalah salah satu cara yang efektif untuk melibatkan diri kita dalam perjuangan kemerdekaan Palestina.
Dengan menolak membeli produk Israel, menarik investasi dari perusahaan yang beroperasi di pemukiman Israel, dan mendesak pemerintah untuk memberlakukan sanksi terhadap Israel, kita dapat memberikan tekanan ekonomi dan politik yang kuat untuk memaksa perubahan yang sangat dibutuhkan.
Melalui BDS, kita berkontribusi pada gerakan global yang bertujuan untuk mengakhiri pelanggaran hak asasi manusia di Palestina dan membantu rakyat Palestina mencapai kemerdekaan mereka.
Boikot, divestasi, dan sanksi adalah taktik yang digunakan untuk menekan negara atau entitas ekonomi tertentu dengan cara menolak membeli produk atau investasi dari entitas tersebut.
Baca Juga: Muasal Slogan ”Al-Aqsa Haqquna”
Dalam konteks Israel-Palestina, BDS adalah upaya internasional yang mendesak orang-orang untuk menarik investasi dari perusahaan Israel, menghindari pembelian produk Israel, dan mendesak pemerintah untuk memberlakukan sanksi terhadap Israel sebagai bentuk tekanan politik.
Gerakan Boikot, Divestasi dan Sanksi (BDS) lahir pada bulan Juli 2005, yang dipelopori setidaknya 170 kelompok masyarakat sipil Palestina di seluruh dunia untuk menarik perhatian umat (Barghouti, 2011) untuk melawan ketidakadilan, serupa dengan gerakan masyarakat di Afrika Selatan ketika zaman apartheid melanda.
Koalisi kelompok masyarakat sipil ini telah menyusun daftar perusahaan dan produk yang memberikan dana kepada Israel Occupation Force (IOF) atau berkontribusi pada upaya normalisasi dan pembangunan pemukiman ilegal di Tepi Barat. Taktik ini mencakup tiga komponen utama yaitu:
Boikot: Mendorong individu dan kelompok untuk tidak membeli produk-produk Israel, termasuk barang-barang konsumsi, produk pertanian, teknologi, dan budaya.
Baca Juga: Enam Prinsip Pendidikan Islam
Divestasi: Mengajak investor untuk menarik investasi mereka dari perusahaan atau dana yang terlibat dalam bisnis dengan Israel. Ini mencakup penarikan investasi dari perusahaan yang beroperasi di pemukiman Israel di Wilayah Tepi Barat.
Sanksi: Mendesak pemerintah dan organisasi internasional untuk memberlakukan sanksi terhadap Israel sebagai respons terhadap tindakan-tindakan tertentu yang dianggap melanggar hukum internasional atau hak asasi manusia.
Tujuan utama BDS adalah menciptakan tekanan ekonomi dan politik yang cukup besar untuk memaksa Israel untuk menghentikan penjajahan terhadap Palestina.
Dampak Ekonomi dan Komersial BDS
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-10] Makanan dari Rezeki yang Halal
Dampak ekonomi BDS pada Israel telah terlihat nyata. Beberapa pendukung BDS mengklaim bahwa gerakan ini telah berhasil mempengaruhi ekonomi Israel, sementara pihak lain berpendapat bahwa efeknya relatif terbatas.
Beberapa perusahaan dan sektor di Israel telah merasakan dampak BDS. Misalnya, BDS telah berhasil mempengaruhi beberapa artis dan aktris dunia untuk membatalkan konser dan proyek seni di Israel sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina. Demikian juga, beberapa perusahaan internasional telah menarik investasi mereka dari perusahaan Israel yang beroperasi di pemukiman di Wilayah Tepi Barat.
Capaian dari gerakan BDS ini tidak main-main, dari laporan laman resmi BDS movement, pada tahun 2014 sebuah laporan dari PBB menyebutkan bahwa investasi asing di Israel merosot 46% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Di laporan tersebut terungkap bahwa gerakan BDS adalah salah satu faktor pemicu merosotnya angka investasi di Israel.
Ada pula beberapa perusahaan asing, sebut saja Veolia, Orange, G4S, General Mills dan CRH memilih cabut dari pasar Israel karena maraknya kampanye besar-besaran mengenai keterlibatan mereka dalam pelanggaran Israel. Veolia menjual bisnisnya di Israel dan mengakhiri perannya dalam proyek infrastruktur untuk pemukiman ilegal Israel setelah aktivis boikot membujuk dewan lokal untuk membatalkan Veolia dari kontrak publik senilai setidaknya $20 miliar.
Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof. Anbar: Pendidikan Jaga Semangat Anak-Anak Gaza Lawan Penindasan
Kampanye BDS juga mempunyai dampak serius terhadap perusahaan-perusahaan Israel. Carmel Agrexco, perusahaan ekspor pertanian terbesar Israel, dilikuidasi setelah kampanye boikot besar-besaran terhadap perusahaan tersebut mendorong petani Israel untuk mengekspor produk mereka melalui perusahaan lain. SodaStream terpaksa menutup operasinya di pemukiman ilegal Israel setelah kampanye BDS menyebabkan pengecer menarik produknya dari rak. SodaStream masih menjadi target boikot atas perannya dalam pembersihan etnis warga Palestina di Naqab (Negev).
Selain itu, BDS telah mempengaruhi bisnis tertentu, seperti perusahaan yang beroperasi di industri senjata dan keamanan. Beberapa perusahaan tersebut telah kehilangan kontrak atau mengalami penurunan pendapatan karena BDS telah menciptakan tekanan politik dan publik yang signifikan. Australia misalnya, pada 2022 lalu telah mencabut investasinya pada Elbit System milik Israel sebagai produsden senjata modern.
Laporan capaian BDS pada 2022 juga menjelaskan setidaknya ada 17 capaian sukses gerakan BDS. Salah satunya yang menurut penulis sangat menarik yaitu dibatalkannya pertandingan persahabatan anatara Argentina melawan Israel setelah salah satu pemain palestina Al Khader membuat surat terbuka dan membuat tekanan publik untuk dibatalkannya pertandingan tersebut.
Serta, jangan lupakan pula tekanan dari publik kita (terutama dari Aqsa Working Group) atas ikut sertanya Israel di piala dunia U-20 di Indonesia. Alhamdulillah kita secara tegas menolak kehadiran timnas Israel untuk tampil, jauh sebelum piala dunia diselenggarakan.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-9] Jalankan Semampunya
Israel mencoba mengantisipasi BDS dengan berbagai cara. Pemerintah Israel telah mengeluarkan dana besar untuk melawan BDS dan mengurangi dampaknya. Selain itu, mereka telah mengadopsi undang-undang yang memberikan wewenang untuk menghukum individu dan kelompok yang mendukung gerakan BDS.
Tak hanya itu, taktik seperti undang-undang anti-BDS dan upaya untuk mengklaim bahwa BDS adalah bentuk anti-semitisme telah memicu perdebatan tentang kebebasan berbicara dan hak individu untuk menyuarakan pendapat mereka. Namun, respons Israel terhadap BDS juga mencerminkan kekhawatiran mereka terhadap dampaknya terhadap citra negara mereka dan upaya untuk memitigasi kerugian ekonomi yang potensial.
BDS juga telah menjadi sumber tekanan politik yang signifikan terhadap Israel. Misalnya, kampanye BDS telah berhasil memicu perdebatan tentang hubungan antara Israel dan berbagai negara Barat, khususnya di Eropa. Sejumlah parlemen Eropa telah mempertimbangkan resolusi yang mendesak pemerintah mereka untuk mengenakan sanksi terhadap Israel atau menghindari bisnis dengan perusahaan yang beroperasi di pemukiman Israel.
Selain itu, BDS telah mendukung gerakan hak asasi manusia internasional dalam memperjuangkan hak-hak Palestina dan mengecam pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh Israel. Beberapa penentang BDS menganggapnya sebagai alat propaganda yang digunakan oleh kelompok anti-Israel untuk mengkritik negara itu secara tidak adil.
Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa
BDS juga telah mempengaruhi hubungan diplomatik antara Israel dan beberapa negara. Afrika Selatan misalnya, mereka telah menarik duta besar mereka dari Israel sebagai tindakan protes terhadap pendudukan Israel di Wilayah Tepi Barat. Ini adalah contoh konkret tentang bagaimana BDS dapat mempengaruhi diplomasi internasional. Terbaru, Bolivia juga memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Israel sebagai bentuk tekanan untuk menghentikan perang yang sedang terjadi di Gaza.
Penulis menyimpulkan bahwa Gerakan BDS ini sangatlah efektif dan memberikan dampak tekanan yang nyata pada Israel dan membantu perjuangan Bangsa Palestina.
Dalam ajaran Islam, kita diperintahkan untuk membantu saudara muslim yang terjajah, teraniaya, dan memerlukan pertolongan. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an dalam surah An-Nisa (4:75), “Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau!”
Mengambil inspirasi dari ajaran ini, kita sebagai individu, dapat berpartisipasi dalam gerakan BDS dengan berbagai cara. Dukungan finansial kepada organisasi yang mempromosikan BDS, menyuarakan isu ini melalui media sosial, dan menghindari produk-produk yang terkait dengan pendudukan Israel adalah tindakan nyata yang dapat kita ambil.
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Mari bersama-sama berkontribusi untuk mendukung perdamaian dan keadilan di Palestina, sebagai wujud kepedulian dan kepatuhan kepada nilai-nilai kemanusiaan dan ajaran agama kita.
Referensi:
Barghouti, O. (2011). Boycott, divestment, sanctions: the global struggle for Palestinian rights. Retrieved from https://ebookcentral-proquestcom.proxy.lib.sfu.ca.
https://bdsmovement.net/news/bds-impacts-2022-so-far
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
(AK/R1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin