Jakarta, MINA – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI bekerja sama dengan Sekretariat Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut (TKN PSL) menggelar Gerakan Sedekah Sampah Indonesia (GRADASI) Akbar Bersama 300 Rumah Ibadah dan 100 Bank Sampah.
Kegiatan ini mendapat dukungan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), UNDP Indonesia, ReThinking Plastic GIZ, dan Danone Indonesia.
Peluncuran GRADASI Akbar ditandai dengan prosesi serah terima kotak sedekah sampah, buku panduan, sertifikat Masjid GRADASI di Masjid Baitul Makmur Perumahan Telaga Sakinah, Telagamurni, Kabupaten Bekasi, Rabu (14/9).
Masjid Baitul Makmur merupakan salah satu Masjid yang telah menerapkan program GRADASI.
Perwakilan dari 300 rumah ibadah, 100 bank sampah se-Kabupaten Bekasi juga turut hadir dalam acara hari ini. Hal ini merupakan sinergi yang baik untuk pengelolaan sampah di Indonesia melalui circular economy.
Direktur Pengurangan Sampah KLHK RI, Sinta Saptarina, menjelaskan, acara bertema “Kolaborasi Membangun Energi Kebaikan Menuju Indonesia Bersih dan Laut yang Berkelanjutan” ini dalam rangka mencapai target pengurangan sampah plastik ke laut sebesar 70% pada tahun 2025 serta menyebarluaskan Gerakan Sedekah Sampah Indonesia (GRADASI).
“Dengan adanya acara ini, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat sekitar rumah ibadah sehingga dapat turut serta dalam kegiatan sedekah sampah,” kata Sinta dalam sambutannya di Aula Masjid Baitul Makmur Kabupaten Bekasi.
Selain itu, dalam kegiatan ini turut mengundang rumah ibadah lain di sekitar masjid penggerak, sehingga sekaligus dapat mengkampanyekan gerakan ini agar lebih banyak diimplementasikan oleh rumah ibadah lainnya.
Baca Juga: Sertifikasi Halal untuk Lindungi UMK dari Persaingan dengan Produk Luar
“Kami juga melibatkan gereja, pesantren dan sekolah-sekilah dasar dalam pelaksanaan gerakan GRADASI Akbar ini,” ujar Sinta.
Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) KLHK RI Rosa Vivien Ratnawati, mengapresi Masjid Baitul Makmur Bekasi yang berkomitmen melaksankan gerakan sedekah sampah GRADASI.
Menurutnya, dalam hal pencapaian target penanganan sampah plastik di lautan sebesar 70% pada tahun 2025, diperlukan adanya kerjasama dari semua pihak, baik dari tingkat pemerintah hingga tingkat masyarakat.
Pengelolaan sampah dari sumbernya, yaitu aktivitas sehari-hari masyarakat, menjadi hal yang paling penting guna mewujudkan target tersebut.
Baca Juga: Menko Budi Gunawan: Pemain Judol di Indonesia 8,8 Juta Orang, Mayoritas Ekonomi Bawah
“Menangani sampah ini diperlukan kolaborasi berbagai pihak. Kita apresiasi masyarakat di sekitar Masjid Baitul Makmur yang sudah mengurangi sampah melalui masjid ini dengan GRADASI nya,” pungkas Rosa.
Senada Rosa, Kabid Pengendalian Pencemaran Lingkungan Provinsi Jawa Barat, Resmiani menyatakan dukungan gerakan GRADASI untuk masyarakat sekitar akan pentingnya pemilahan dan pengelolaan sampah dari rumah.
Targetkan Pengurangan Sampah
Gerakan Sedekah Sampah Indonesia (GRADASI) diinisiasi Sekretariat TKN PSL bekerjasama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Baca Juga: Hingga November 2024, Angka PHK di Jakarta Tembus 14.501 orang.
Ketua Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam MUI Hayu Prabowo sangat mendukung kedua inisiatif melalui penyelenggaraan Gradasi Akbar bersama 300 rumah ibadah dan 100 bank sampah yang digelar di Masjid Baitul Makmur Bekasi ini.
Menurutnya, GRADASI ini merupakan gerakan perubahan perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah melalui pendekatan agama, dan dapat dijadikan pula sebagai penggerak ekonomi dan menyelesaikan permasalahan sosial di lingkungan rumah ibadah atau masjid.
“Program ini akan menyebarluaskan kedua inisiatif ini dalam memotifasi masyarakat untuk memilah sampah dari sumbernya sekaligus menjaga kelestarian lingkungan dan kesehatan dengan mengurangi pembuangan sampah ke TPA serta memenuhi kebutuhan bahan baku untuk industri daur ulang plastik,” ujar Hayu.
Gerakan GRADASI juga sebagai strategi pendekatan keagamaan dalam menggerakan masyarakat dan komunitas agama untuk mengurangi sampah sebagai salah satu cara dalam mengamalkan prinsip ajaran agama yaitu kebersihan.
Baca Juga: Menag: Guru Adalah Obor Penyinar Kegelapan
“Ajakan sedekah sampah ini merupakan solusi konkret menerapkan prinsip pengelolaan sampah yang berkelanjutan karena didasarkan pada penyelarasan tiga pilar, yaitu pilar lingkungan, sosial, dan ekonomi,” kata Hayu.
Gerakan sedekah sampah juga dapat dijadikan sebagai sarana edukasi kebiasaan pilah sampah dari rumah untuk masyarakat.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi, Rahmat KepalaAtong mengatakan, Pemerintah Bekasi telah mengupayakan berbagai cara menanggulangi permasalahan sampah, termasuk mengkolaborasikan pendekatan agama dalam penanganan sampah.
Dia mengatakan, timbunan sampah di TPA Burangkeng, Kab. Bekasi mencapai 2.800 ton/hari, namun pemerintah daerah Kabupaten Bekasi hanya mampu mengangkut 800 ton/hari.
Baca Juga: AWG Gelar Dauroh Akbar Internasional Baitul Maqdis di Masjid Terbesar Lampung
Jika diperkirakan 1 rumah ibadah GRADASI mampu mengelola sampah 1 ton/bulan, maka jika ada 500 rumah ibadah bisa berkontribusi mengelola sampah di Kabupaten Bekasi, sampah yang bisa dikelola bisa mencapai hingga 6000 ton/tahun.
Targetnya, sebanyak 500 rumah ibadah di sekitar DAS Kali Bekasi akan diberikan pelatihan tentang pengelolaan sampah dan penerapan GRADASI.(L/R1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Embassy Gathering Jadi Ajang Silaturahim Komunitas Diplomatik Indonesia