Budapest, 19 Dzulhijjah 1436/3 Oktober 2015 (MINA) – Gereja di Keuskupan Hungaria selatan yang sangat dipengaruhi oleh kedatangan gelombang migran, berterima kasih kepada pemerintah karena menutup perbatasan menolak migran.
Gereja Reformed di Csongrad menyebut pemerintah telah melaksanakan “tugas yang diberikan oleh Tuhan”, ARA News melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Wilayah Csongrad sendiri terletak di perbatasan dengan Serbia.
Hongaria, negara yang terkurung daratan, pemerintahnya telah dikritik oleh negara Uni Eropa lainnya atas sikap anti-asingnya. Negeri itu telah menjadi rute transit utama bagi ratusan ribu migran yang tiba melalui Balkan menuju selatan.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Lebih 280.000 migran yang melarikan diri dari konflik dan kemiskinan di Timur Tengah, Asia dan Afrika, telah melewati Hungaria di Eropa tengah di tahun ini, hampir semua mencari perlindungan ke negara-negara kaya di Uni Eropa Barat.
Perdana Menteri Viktor Orban telah memerintahkan menyegel perbatasan Hungaria dengan Serbia untuk membendung masuknya migran yang mayoritas adalah warga Muslim Timur Tengah.
Langkah-langkah anti-imigrasi yang tidak membiarkan migran masuk, terutama Muslim yang dituding akan mengancam tradisi Kristen Hungaria, telah meningkatkan popularitas partai sayap kanan asal Perdana Menteri.
“Kami berterima kasih kepada Tuhan bahwa negara kami memiliki pemerintah yang sekarang yang menganggap melindungi negara dan rakyatnya sebagai tugas yang diberikan oleh Tuhan,” kata Gereja Reformed Keuskupan Csongrad dalam sebuah pernyataan pekan ini. (T/P001/R02)
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)