Banda Aceh, MINA – Berdasarkan data Tim Falakiyah Kanwil Kemenag Aceh, akan terjadi gerhana bulan persial (Sebagian) di wilayah Indonesia, tak terkecuali provinsi Aceh.
Kakanwil Kemenag Aceh Daud Pakeh menyebutkan gerhana bulan yang terjadi pada dini hari, Selasa (16/7).
Gerhana bulan parsial yaitu fenomena langit dimana posisi matahari, bumi dan bulan berada pada garis lurus atau di garis imajiner yang bernama garis eleptika dengan permukaan bulan akan berubah menjadi gelap sebahagian pada saat gerhana bulan ini mencapai puncaknya.
Daud Pakeh juga mengajak masyarakat Aceh untuk melaksanakan shalat Khusuf dan melakukan khutbah pada saat peristiwa alam tersebut.
Baca Juga: Silaknas 2024, ICMI Undang Presiden dan Wapres
“Kami mengimbau kepada masyarakat Aceh untuk melaksanakan ibadah shalat sunnah khusuf di masjid-masjid, mushalla, dayah atau tempat keramaian lainnya pada waktu terjadi gerhana, masyarakat juga dapat melaksanakan shalat khusuf hingga waktu menjelang Shubuh,” ujar Daud Pakeh.
“Mari memperbanyak takbir, istighfar, zikir, doa dan shadaqah dalam rangka mengingat keagungan Allah SWT,” lanjut Daud Pakeh.
Selain itu, Kemenag Aceh juga telah mengirimkan surat imbauan tersebut melalui Kankemenag Kabupaten/Kota se Aceh dan juga meneruskan edaran Kemenag RI tentang tuntunan shalat khusuf bagi umat Islam untuk memudahkan bagi yang belum mengetahui tatacaranya.
“Shalat Sunat Khusuf dapat dilakukan berjamaah maupun sendirian sebanyak dua rakaat dan pada setiap rakaat terdiri dari dua kali ruku’,” kata Daud Pakeh.
Baca Juga: Taiwan Rayakan 48 Tahun Kerja Sama Pertanian dengan Indonesia
Tim Pakar Falakiyah Kanwil Kemenag Aceh, Alfirdaus Putra, menjelaskan secara rinci bahwa Gerhana bulan parsial tanggal 17 Juli ini akan dimulai pukul 03.01 WIB ditandai dengan bagian bulan purnama sedikit demi sedikit akan menjadi gelap hingga mencapai puncaknya pukul 04.31 WIB, ditandai dengan sebagian bulan akan menjadi gelap dan sebagian lagi tetap terang.
Gerhana bulan sebagian ini akan berakhir pukul 05.59 WIB yaitu sekitar 50 menit setelah azan subuh berkumandang di Kota Banda Aceh.
“Gerhana bulan jenis ini dapat diamati dengan menggunakan mata telanjang maupun teleskop, namun karena terjadi dini hari, kita tidak melakukan pengamatan secara terbuka, tapi kita dapat menyaksiakan langsung peristiwa agung tersebut,” jelas Alfirdaus.
Ia juga mengatakan bahwa dalam setahun gerhana bulan di seluruh permukaan bumi dapat terjadi dua hingga tiga kali. (L/AP/P2)
Baca Juga: Prof El-Awaisi: Makkah Tempat Hidayah, Madinah Tempat Rahmat, Baitul Maqdis Tempat Jihad
Mi’raj News Agency (MINA)