Ghoneim Jadi Korban Tentara Israel yang Sengaja Targetkan Anak-Anak

Betlehem, MINA – Zaid Muhammad (15 tahun), menjadi korban kekejaman pendudukan . Ia gugur dengan luka tembak enam peluru tajam di tubuh kecilnya.

Peristiwa bermula saat Ghoneim sedang dalam perjalanan untuk mengunjungi rumah kakeknya, yang terletak di daerah Umm al-Karba di kota al-Khader, selatan Betlehem. Jumat (27/5).

Ghoneim menjadi korban kesekian dari tindakan pasukan Israel. Sebelumnya telah gugur Muhammad (13 tahun) pada bulan Februari, dan sebelum dia juga gugur Amjad Abu Sultan (14 tahun).

Jumat (27/5) malam kemarin, adalah malam terakhir pertemuan Ghoneim dengan ayahnya, Muhammad, ketika dia meminta izin untuk pergi ke rumah kakeknya di dekat daerah Umm al-Raqba, yang telah menjadi seperti jebakan maut bagi anak-anak Palestina.

Sang ayah Muhammad mengatakan, sekitar satu jam setelah kepergian Ghoneim, dia menerima kabar bahwa putranya terluka ringan, dan segera setelah dia tiba di rumah sakit tempat dia dibawa, dia menemukannya telah meninggal.

Saksi mata menceritakan kepada keluarganya bahwa Ghoneim sempat melarikan diri dari pasukan pendudukan ke garasi, kemudian tentara pendudukan mengikutinya serta memukulinya dan menembaknya dengan beberapa peluru di kakinya sebelum dia dibunuh.

Mengenai ciri-ciri Ghoneim, ayah yang berduka itu berkata dengan suara sedih mencoba meredam tangisannya: “Zaid adalah anak yang suka melamun, dia suka bermain sepak bola dan bercita-cita untuk mewakili negaranya di dunia sepakbola, dia memiliki sportifitas dan dia adalah anak manja dan paling disayang di antara keluarga dan rekan-rekannya.”

Dia menambahkan, bahwa Ghoneim sedang membantu kakak perempuannya mempersiapkan pernikahan pada pekan depan. Tapi pasukan pendudukan telah mengubah upacara pernikahan menjadi rumah duka dan mengubah kegembiraan menjadi kesedihan.

Israel Menargetkan Anak-Anak

Walikota Al-Khader Ibrahim Moussa mengatakan yang dikutip Safa, bahwa pasukan pendudukan menargetkan semua warga Palestina di daerah Umm al-Rakaba, berdekatan dengan tembok apartheid. Pasukan Israel melakukan itu wilayah itu menghubungkan pemukiman “Gush Etzion” dan “Kiryat Arba”.

Dia menambahkan, pasukan pendudukan secara khusus menargetkan anak-anak, bertujuan mengirim pesan kepada warga Palestina untuk tidak mendekat di wilayah itu dan membatasi ruang geraknya.

Walikota mengungkapkan, pasukan pendudukan dengan sengaja mengeksekusi anak-anak Palestina, tentara dapat melukai atau menangkap pemuda ketika mereka dicurigai berpartisipasi dalam konfrontasi, dab bahkan dapat membunuh mereka.

Pasukan pendudukan sering menjebak anak-anak Palestina dan melakukan penyergapan ke rumah warga untuk menangkap atau menembak mereka, seperti yang terjadi dengan anak Salah.

Aktivis anti-pemukiman Ahmed Salah mengatakan kepada agen Safa, bahwa pasukan pendudukan berusaha untuk mengeksekusi kehadiran Palestina di daerah Amr al-Rakba dan daerah tembok, yang dianggap sebagai salah satu daerah paling sensitif di Tepi Barat yang diduduki.

Salah menunjukkan bahwa warga yang tinggal di daerah itu menghindari keluar rumah di malam hari, karena takut menjadi sasaran pasukan pendudukan, yang tidak segan-segan menembaki setiap kehadiran warga Palestina tanpa tindakan peringatan.

Salah menunjukkan, pasukan pendudukan beralasan bahwa ada batu di tangan seorang anak dengan peluru senapan, yang dianggap sebagai “penyabot dan mengancam keamanan entitas.” (T/B04/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.