Kutai Kartanegara, MINA – Rupanya model pelatihan pembelajaran aktif yang dikenalkan oleh Tanoto Foundatation lewat program PINTAR (Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran) menarik banyak pihak untuk mengadopsinya.
Sebelumnya pada Januari lalu, kementerian Agama (Kemenag) RI Balikpapan melatih 289 guru Madrasah Ibtidayiah, kini giliran Kemenag Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur (Kaltim), bersama Tanoto Foundation, melatih 125 guru MI dan MTs.
Pelatihan yang dilaksanakan di Kecamatan Samboja, Selasa, 26 Februari 2019 ini merupakan pelatihan gelombang pertama. Pelatihan gelombang kedua akan dilaksanakan di Kecamatan Loa Janan awal bulan Maret dengan jumlah peserta yang juga hampir sama.
Saat membuka pelatihan, Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kemenag Kutai Kartanegara, Ihsanul Karim menegaskan bahwa tujuan mengadopsi pelatihan ini adalah agar para guru di madrasah menjadi guru yang profesional.
Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan
Mengutip perkataan Nabi Muhammad SAW anak-anak itu bagaikan kupu-kupu, ia berharap guru bisa mengelola dan menangani kelas dengan baik.
“Kupu-kupu itu, bagaikan anak-anak, pindah-pindah terbang dan hinggap semaunya. Oleh karena itu, guru harus sabar, karena Allah menjanjikan pahala yang besar bagi orang-orang yang sabar,” ujarnya di depan peserta yang memadati gedung Yayasan As-Adiah, Samboja, Kutai Kartanegara.
Banyak di antara peserta adalah guru agama Islam. Mereka juga dikenalkan unsur-unsur pembelajaran aktif yaitu MIKIR (Mengalami, Interaksi, Komunikasi dan Refleksi).
“Guru agama juga sudah harus banyak berubah cara mengajarnya, tidak hanya model ceramah. Karena metode ceramah terbukti kurang efektif membuat anak menyerap pelajaran,” ujar Ponidi, salah seorang fasilitator daerah proram PINTAR Tanoto Foundation dari Kukar.
Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun
Menurut Agus Prihantoro, Spesialis Pembelajaran Sekolah Menengah Program PINTAR Tanoto Foundation, model pengajaran pembelajaran aktif perlu disebarkan ke seluruh guru di Kaltim.
“Agar kebiasaan siswa yang cuma mendengar apa saja secara pasif oleh guru dihilangkan. Siswa harus dilibatkan dalam diskusi, presentasi dan memecahkan masalah bersama-sama agar potensinya bisa lebih banyak berkembang dan bisa lebih memiliki ketrampilan abad 21,” ujarnya.
Ia berharap dengan pelatihan ini, siswa-siswa nanti akan lebih banyak terlibat dalam tugas-tugas yang membutuhkan penalaran tingkat tinggi, yaitu menganalisis, melakukan sintesa, mengevaluasi dan mengkreasi.
“Mereka harus sering melakukan sesuatu secara nyata sambil mempelajari terhadap apa yang dilakukan. Oleh karena itu, tugas yang diberikan guru terhadap siswa juga harus lebih sesuai konteks kehidupan nyata,” tambahnya.
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
Pelatihan akan berlangsung selama tiga hari. Para peserta akan terlibat langsung menyusun rencana pembelajaran yang mengaktifkan siswa, melakukan simulasi dan praktik langsung mengajar menerapkan unsur pembelajaran aktif di sekolah yang ditunjuk. Mereka juga akan dikenalkan strategi meningkatkan minat baca siswa. (L/R01/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia