Jakarta, MINA – Anggota Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) DPR RI-Parlemen Kuwait, Dian Istiqomah, Senin (29/8), menerima kunjungan Charge d’affaires Kedutaan Besar Kuwait untuk Republik Indonesia Abdullah Alfadhli.
Kedua belah pihak membahas mengenai kerja sama antara Indonesia dan Kuwait yang belum terlaksana karena adanya pandemi Covid-19. Termasuk juga mengenai penunjukkan Duta Besar Kuwait untuk Republik Indonesia.
Dian seusai pertemuan di Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, sebagaimana laporan Parlementaria, juga menyatakan akan menyambut baik penunjukan Tahani Rashid ANI-Nasser sebagaiDubes Kuwait untuk Indonesia.
Selain itu, pertemuan ini juga membahas kerja sama Indonesia dan Kuwait yang belum terlaksana, di antaranya mengenai pemuda, olahraga, perikanan dan pertanian.
Baca Juga: Tausiyah Kebangsaan, Prof Miftah Faridh: Al-Qur’an Hadits Kunci Hadapi Segala Fitnah Akhir Zaman
Kemudian terkait ketenagakerjaan, dibahas pula mengenai Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang cukup banyak dikirimkan ke Kuwait, yang diperkirakan kini mencapai lebih dari 7.000 PMI.
DPR RI juga mendorong peningkatan penempatan PMI profesional seperti perawat dan tenaga-tenaga terampil ke Kuwait.
“Saya sepakat sekali untuk mengirim perawat-perawat di Indonesia kesana. Nah satu lagi bagusnya Kuwait ini, perawat Indonesia yang di sana pun bisa jadi pegawai negeri. Ini sangat bagus sekali. Mungkin kesempatan buat perawat di Indonesia untuk bisa kerja di sana apalagi sekarang sangat dibutuhkan sekali di Kuwait,” kata Dian.
Selain profesi tenaga medis seperti perawat, legislator dapil DKI Jakarta III itu juga menyebutkanberagam tenaga profesional dari Indonesia lainnya yang juga bekerja di sana, diantaranya adalah pramugari dan juga pegawai bank.
Baca Juga: Pembukaan Silaknas ICMI, Prof Arif Satria: Kita Berfokus pada Ketahanan Pangan
“Yang saya tahu, pramugari juga banyak dari Indonesia, pegawai bank, terus di sana tuh beberapa bank yang menggunakan western union kebanyakan dari Indonesia,” pungkas Dian.(R/R1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menteri Yusril Sebut ada Tiga Negara Minta Transfer Napi