Bogota, MINA – Presiden Kolombia Gustavo Petro memerintahkan pengusiran seluruh diplomat Israel dari negaranya setelah dua warga Kolombia ditahan secara ilegal oleh militer Israel di tengah misi bantuan kemanusiaan menuju Gaza.
Kedua warga Kolombia tersebut, Manuela Bedoya dan Luna Barreto, adalah bagian dari kru Global Sumud Flotilla, armada internasional yang berupaya menembus blokade Israel dan mengirimkan pasokan darurat bagi rakyat Gaza.
Gerakan Global untuk Gaza dalam pernyataannya menegaskan, pasukan Israel menahan kedua aktivis perempuan itu setelah armada mencapai 150 mil laut di area berisiko tinggi.
“Setelah mencapai 150 mil laut, penempatan maritim kapal-kapal Israel dimulai pukul 18:59 waktu Kolombia,” bunyi pernyataan yang dikutip TRT World, Kamis (2/10).
Baca Juga: Tenaga Medis AS Desak Trump Hentikan Dukungan kepada Israel yang Terus Serang Gaza
Laporan juga menyebutkan armada lain turut diserang dan dicegat. Tindakan tersebut digambarkan sebagai bentuk pelanggaran terhadap hukum internasional dan Konvensi Jenewa.
Presiden Petro melalui akun X memperingatkan, jika laporan itu benar maka peristiwa tersebut merupakan “kejahatan internasional baru yang dilakukan Benjamin Netanyahu.”
Ia juga menegaskan bahwa perjanjian perdagangan bebas dengan Israel akan segera dibatalkan, melanjutkan sikapnya yang sejak Mei 2024 telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Tel Aviv.
Petro lebih lanjut menginstruksikan agar seluruh perwakilan diplomatik Israel yang masih berada di Kolombia segera meninggalkan wilayah negara itu.
Baca Juga: Meski Diserang, 30 Kapal Global Sumud Flotilla Masih Berlayar, Tinggal 46 Mil Menuju Gaza
Ia juga menyatakan bahwa Kementerian Luar Negeri Kolombia akan menempuh jalur hukum, termasuk mengajukan gugatan ke pengadilan internasional dan mendorong pengacara dunia untuk mendukung langkah tersebut.
Sementara itu, Angkatan Laut Israel juga mencegat kapal bantuan lain yang membawa aktivis lingkungan Greta Thunberg. Kapal tersebut kemudian ditarik paksa menuju pelabuhan Israel pada Rabu (1/10), sehingga memicu gelombang protes global atas tindakan Israel yang semakin memperketat blokade terhadap Gaza.
Langkah Petro semakin mempertegas posisi Kolombia sebagai salah satu negara di Amerika Latin yang berdiri tegas membela rakyat Palestina, menyusul gelombang solidaritas internasional yang kian luas terhadap misi flotilla kemanusiaan untuk Gaza yang masih terkepung. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Presiden Kolombia Usir Diplomat Israel Akibat Penahanan Aktivis Flotilla Gaza