Crete, Yunani – Armada kemanusiaan Global Sumud Flotilla (GSF) kini bersiap meninggalkan pesisir Crete dalam etape terakhir menuju Gaza, meski menghadapi kendala teknis serius pada salah satu kapal utamanya, Family Boat, pada malam sebelumnya.
Menurut keterangan resmi GSF yangs diterima MINA, Jumat (26/9), kerusakan mekanis tersebut tidak menggoyahkan semangat ratusan relawan internasional di atas kapal.
Para peserta tetap berkomitmen penuh untuk melanjutkan misi kemanusiaan menembus blokade ilegal penjajah Zionis Israel di Gaza.
Seluruh awak dan relawan telah dialokasikan kembali ke kapal-kapal lain, baik besar maupun kecil, dengan membawa keahlian pelayaran, kemampuan komunikasi, serta koordinasi diplomatik. Pusat operasi flotilla dilaporkan tetap berfungsi normal.
Baca Juga: Setelah Topan Ragasa, Filipina Dihantam Badai Bualoi
“Semangat Sumud yang membimbing kami tidak dapat dipatahkan oleh kerusakan mekanis, kondisi buruk, atau upaya apa pun untuk menghalangi misi damai ini. Kami akan terus berlayar, bersatu dalam tujuan dan komitmen kami kepada rakyat Palestina,” demikian pernyataan GSF.
Muhammad Fatur Rohman, relawan AWG yang menjadi satu-satunya perwakilan Indonesia di kapal Qomar (Kamar), menegaskan bahwa insiden teknis tidak menyurutkan tekadnya.
Fatur, pemuda berusia 21 tahun asal Depok, menyebut bahwa setiap tantangan adalah bagian dari perjalanan spiritual.
“Ketika kita menolong orang yang terzalimi, itu adalah jalan menuju ridho Allah. Doakan kami agar tetap istiqamah sampai tujuan,” pungkas Fatur dalam laporannya di Pelabuhan Pozzalo, Italia.
Baca Juga: Raja Willem-Alexander dan Ratu Maxima Jamu Prabowo di Istana Huis ten Bosch
Global Sumud Flotilla adalah misi kemanusiaan lintas negara yang dipimpin warga sipil dengan melibatkan lebih dari 500 dokter, pengacara, anggota parlemen, serikat pekerja, dan pembela HAM. Mereka membawa bantuan medis dan pangan bagi lebih dari dua juta penduduk Gaza yang terkepung.
Seluruh peserta telah melalui pelatihan intensif non-kekerasan, serta didampingi oleh tim hukum dan medis untuk menjamin transparansi misi sesuai hukum internasional.
Meski berulang kali menghadapi ancaman, mulai dari serangan drone hingga kerusakan kapal, armada ini menegaskan bahwa mereka tidak akan mundur.
“Kami berlayar bukan hanya membawa bantuan, tetapi juga membawa pesan kebebasan dan solidaritas bagi rakyat Palestina,” tegas pernyataan resmi GSF.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Gedung Putih Ancam PHK Massal Jika Kongres Tak Setujui Anggaran Sebelum 1 Oktober