Barcelona, MINA – Misi kapal kemanusiaan Global Sumud Flotilla menunda keberangkatan mereka menuju Gaza akibat kondisi cuaca ekstrem di Laut Mediterania.
Penundaan dilakukan setelah uji coba laut menunjukkan angin kencang lebih dari 30 knot yang dinilai membahayakan keselamatan kapal, terutama perahu-perahu kecil yang ikut dalam rombongan.
Dalam pernyataan resminya, pihak penyelenggara menegaskan keputusan tersebut diambil semata-mata untuk memastikan keselamatan seluruh peserta dan menjaga keberhasilan misi.
“Kami melakukan uji coba laut lalu kembali ke pelabuhan agar badai dapat berlalu. Menunda keberangkatan adalah langkah penting untuk menghindari risiko komplikasi,” kata juru bicara Global Sumud Flotilla, Thiago Ávila dalam keterangan tertulis diterima MINA, Senin (1/9).
Baca Juga: Israel Ancam akan Tindak Keras Aktivis Sumud Flotilla
Flotilla yang terdiri dari aktivis internasional ini berencana mengirim bantuan kemanusiaan langsung ke Jalur Gaza melalui jalur laut, sebagai bentuk solidaritas global bagi rakyat Palestina. Namun, sifat cuaca Mediterania yang tidak menentu membuat pihak penyelenggara harus menyesuaikan jadwal demi keamanan.
Ssbelumnya, ratusan relawan internasional berkumpul di Barcelona untuk memulai pelayaran Global Sumud Flotilla, armada sipil terbesar yang pernah digelar dengan tujuan menembus blokade Israel di Jalur Gaza.
Bertolak dari pelabuhan Barcelona pada Ahad (31/8), armada sekitar 100 kapal ini akan mengangkut bantuan kemanusiaan berupa makanan, air, dan obat-obatan, sekaligus menuntut dibukanya koridor kemanusiaan laut menuju Gaza yang sejak 2007 berada di bawah blokade Israel.
Armada kemanusiaan terbesar inu dijadwalkan berlayar dari Barcelona menuju Tunisia sebelum melanjutkan perjalanan dan bergabung dengan kapal-kapal lain dari Italia serta pelabuhan rahasia di Mediterania. Selanjutnya, seluruh kapal akan berlayar bersama menuju Gaza.
Baca Juga: 150 Media dari 50 Negara Siapkan Kampanye Kecam Kejahatan terhadap Wartawan
Penyelenggara menyadari ancaman besar menanti. Sejak 2010, seluruh upaya flotilla ke Gaza diintersep atau diserang pasukan Israel. Tragedi terparah terjadi pada Gaza Freedom Flotilla tahun 2010, ketika 10 aktivis sipil tewas akibat serangan komando Israel di perairan internasional.
Pada Juni 2025 lalu, kapal Madleen yang membawa aktivis iklim Greta Thunberg juga dicegat Israel sekitar 185 kilometer sebelah barat Gaza. Seluruh awak kapal ditahan atau dideportasi.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ratusan Pengendara Motor di Den Haag Demo Solidaritas Palestina