Gaza, MINA – Kantor Media Pemerintah Gaza (GMO) telah memperingatkan, lebih dari satu juta anak di Jalur Gaza berada di ambang “kematian massal” setelah lebih dari 140 hari Israel menutup perbatasan.
Dalam sebuah pernyataan pada Ahad (20/7), GMO menuduh rezim pendudukan Israel sengaja menerapkan kebijakan kelaparan terhadap sekitar 2,4 juta warga Palestina di Gaza sebagai bagian dari perang genosida besar-besaran. Palestinian Information Center melaporkan.
GMO menegaskan, rezim Israel melarang masuknya bantuan kemanusiaan dan pertolongan, susu formula bayi, pasokan bahan bakar, dan kebutuhan vital lainnya, yang memberlakukan blokade ketat terhadap penduduk.
“Jalur Gaza berada di ambang bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya di tengah pembunuhan massal yang terus berlanjut dan kelaparan yang meluas yang memengaruhi lebih dari 2,4 juta orang, termasuk 1,1 juta anak-anak,” GMO memperingatkan.
Baca Juga: Dilaporkan Keracunan Makanan, Netanyahu Absen Sidang Korupsi Lagi
GMO juga menuduh dunia “menyaksikan pembantaian sistematis di Gaza, melalui kelaparan dan pemusnahan, sementara gagal mengambil tindakan, menegaskan bahwa wilayah Palestina sedang menghadapi pembantaian massal terbesar di zaman modern.
Pada Sabtu malam, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan jumlah warga Palestina dari segala usia yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang tiba di rumah sakit dalam kondisi sangat kelelahan.
Dalam pernyataan lainnya, Kementerian Kesehatan memperingatkan bahwa kelaparan di Gaza mencapai tingkat bencana yang mengancam nyawa lebih dari dua juta orang di tengah blokade Israel yang sedang berlangsung.
Kementerian Kesehatan menuduh pendudukan Israel menggunakan kelaparan sebagai senjata dalam perang genosida di Gaza yang telah berlangsung selama 21 bulan.
Baca Juga: Kapal Kemanusiaan Handala Tinggalkan Pelabuhan Gallipoli Menuju Gaza
“Lebih dari 2,4 juta warga Palestina, termasuk 1,1 juta anak-anak, menghadapi risiko kematian akibat kelaparan dan kurangnya pasokan penting,” kata Kementerian tersebut.
Kementerian tersebut mengungkap bahwa 60.000 bayi kekurangan susu formula, sementara 60.000 ibu hamil menderita malnutrisi parah. []
Mi’raj News Agency (MINA)