Tripoli, MINA – Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) Libya yang diakui PBB mengatakan pada Sabtu (4/1), mereka tidak lagi percaya pada Misi Dukungan PBB di Libya.
GNA mengatakan, misi itu tidak berdampak terhadap serangan sipil oleh pasukan yang berafiliasi dengan Jenderal Khalifa Haftar, yang pada April 2018 melancarkan operasi militer untuk merebut Tripoli dari pemerintah yang diakui secara internasional.
Wakil Menteri Perhubungan Hisham Abu Abushkiwat mengatakan kepada saluran televisi swasta Libya, Ahrar, GNA sepenuhnya memberi pengarahan kepada PBB tentang serangan pasukan Haftar di Bandara Mitiga tetapi organisasi itu tidak bertindak.
Ia menegaskan, GNA tidak lagi bergantung pada misi PBB yang dipimpin oleh utusan khusus untuk Libya Gassan Selame itu.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Mustafa Mecii, Juru Bicara untuk Operasi Burkan Al-Ghadab (Volcano of Rage) mengatakan kepada Anadolu Agency, sebuah drone milik Uni Emirat Arab (UEA) menyerang posisi militer di wilayah Sevvani di Tripoli selatan. Ia mengatakan tidak ada yang terbunuh dalam serangan yang menyebabkan kerusakan bangunan itu.
Khususnya, lalu lintas udara di Bandara Mitiga dihentikan setelah serangan yang dilakukan melalui 20 rudal Grad.
Sejak penggulingan pemimpin lama Muammar Gaddafi pada 2011, dua kursi kekuasaan telah muncul di Libya, satu di Libya timur didukung terutama oleh Mesir, Uni Emirat Arab dan satu lagi di Tripoli, yang diakui PBB dan internasional.
Pada 27 November, GNA di Ankara dan Libya menandatangani dua pakta terpisah, satu tentang kerja sama militer dan lainnya tentang batas-batas negara maritim di Mediterania Timur. (T/NSD/R7/RS3)
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Mi’raj News Agency (MINA)