Jakarta, 5 Jumadil Awwal 1438/3 Januari 2017 (MINA) – Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) kembali akan menggelar aksi bela ulama kedua, setelah sebelumnya menggelar aksi serupa di depan Mabes Polri pada 16 Januari lalu.
Sekjen GNPF MUI KH. Muhammad Al-Khaththat dalam keterangannya yang diterima MINA, Jum’at (3/2) mengatakan bahwa aksi serentak bela ulama dan bela NKRI ini akan digelar pada Sabtu tanggal 11 Februari 2017 atau dikenal dengan Gerakan 112.
“Rutenya dari Monas menuju Bundaran HI. Bentuknya jalan-jalan pagi, dimulai sejak pukul 06.00 sampai selesai,” kata Al-Khaththat.
Gerakan 112 ini, kata Al-Khaththat, adalah sebagai respon dan bentuk dukungan terhadap Ketua Umum MUI yang juga sebagai Rais Aam PBNU KH Maruf Amin. Kyai Maruf dalam kesaksiannya dituding telah berbohong oleh Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pada sidang dugaan penistaan agama ke delapan kemarin.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Sore Hari Ini
Al-Khaththat yang juga sebagai Sekjen Forum Umat Islam (FUI) ini mengajak seluruh elemen umat Islam untuk turut serta dalam aksi bela ulama kali ini.
“Kita maksimalkan momentum ini dengan pelibatan sebanyak-banyaknya peserta,” katanya.
Untuk mempersiapkan hal itu, kata Al-Khaththat, pihaknya pada Senin (6/2) besok akan mengundang seluruh perwakian ormas Islam untuk melakukan rapat persiapan aksi bela ulama 112.
“Gerakan 112 ini dengan mengajak seluruh ummat Islam, di manapun berada, agar ikut terlibat dalam agenda ini. Nanti poster akan dibuat dan disebar via media social,” ujarnya.
Baca Juga: Dr. Nurokhim Ajak Pemuda Bangkit untuk Pembebasan Al-Aqsa Lewat Game Online
Al-Khaththat mengungkapkan bahwa nantinya tema besar aksi umat Islam yang dikoordinir oleh GNPF MUI pada 112 ini adalah “Berpegang Teguh Pada Fatwa MUI. Kita pilih Gubernur Muslim untuk DKI Jakarta”.
Seperti diketahui bersama, dalam persidangan ke delapan perkara penistaan agama di Kementerian Pertanian (Kementan), Selasa (31/1) lalu, Ahok menuding Kyai Maruf berbohong dan menyatakan akan melaporkannya ke polisi.
Ahok menilai banyak kejanggalan dari kesaksian Kyai Maruf yang memberatkannya dan meragukan obyektivitasnya. Ahok menduga Kyai Maruf terafiliasi dengan salah satu lawan politik Ahok di pilkada 2017.
Belakangan, pernyataan Ahok tersebut mengundang banyak kecaman dari berbagai pihak, termasuk dari Gerakan Pemuda (GP) Ansor, PP Pemuda Muhammadiyah, dan warga NU di berbagai wilayah.(L/R06/RS3)
Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)