Oleh Bahron Ansori, wartawan MINA
Setiap mukmin memahami bahwa kehidupan dunia ini hanyalah sementara. Namun, tidak sama dengan orang-orang yang jauh dari syariat Allah, terutama orang-orang kafir. Bagi mereka yang tidak mengenal Tuhan-nya merasa kehidupan dunia ini adalah segalanya. Mereka tak yakin akan kehidupan akhirat.
Sebenarnya, perjalanan hidup manusia tidak lama di dunia ini. Karena itu, menjalani kehidupan ini adalah pilihan. Artinya, bagaimana dia menjalani kehidupannya, maka itulah kelak buah yang akan dia petik di akhirat nanti. Di antara manusia ada yang merasa bahagia dengan kehidupan dunianya, dan dia tidak berfikir tentang bagaimana kehidupan akhiratnya kelak. Mereka teramat cinta dengan dunia sehingga lupa pada akhirat. Mereka yang lupa pada kehidupan akhirat ini termasuk dalam golonga orang-orang yang merugi.
Terkait dengan hal di atas, Allah Ta’ala berfirman,
Baca Juga: [Hadist Arbain ke-3] Rukun Islam
قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالاً الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعاً
“Katakanlah: Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?” Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.” (Qs. Al-Kahfi : 103-104).
Dalam ayat lain, Allah Ta’ala berfirman,
مَن يَهْدِ اللّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِي وَمَن يُضْلِلْ فَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
“Siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan siapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi.” (Qs. Al-A’raaf : 178).
Allah Ta’ala juga berfirman,
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-2] Rukun Islam, Iman, dan Ihsan
مَّن كَانَ يُرِيدُ ثَوَابَ الدُّنْيَا فَعِندَ اللّهِ ثَوَابُ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَكَانَ اللّهُ سَمِيعاً بَصِيراً
“Siapa yang menghendaki pahala di dunia saja (maka ia merugi), karena di sisi Allah ada pahala dunia dan akhirat. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Qs. An-Nisaa’: 134).
Berikut ini adalah ciri-ciri manusia yang jauh dari rahmat Allah Ta’ala,
Pertama, orang-orang yang lalai. Allah Ta’ala mengunci mati hati, pendengaran dan penghlihatan kelompok ini dari semua kebaikan dan kemuliaan. Sebenarnya Allah Ta’ala sudah memberikan waktu untuk mereka bertaubat, hanya saja karena mereka lebih memilih kelalaian, maka Allah kunci hati mereka. Kelak mereka ini akan menjadi orang-orang yang benar-benar merugi.
Firman ALLAH Ta’ala :
Baca Juga: Kaya Bukan Tanda Mulia, Miskin Bukan Tanda Hina
أُولَـئِكَ الَّذِينَ طَبَعَ اللّهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ وَسَمْعِهِمْ وَأَبْصَارِهِمْ وَأُولَـئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ لاَ جَرَمَ أَنَّهُمْ فِي الآخِرَةِ هُمُ الْخَاسِرونَ
“Mereka itulah orang-orang yang hati, pendengaran dan penglihatannya telah dikunci mati oleh Allah dan mereka itulah orang-orang yang lalai. Pastilah bahwa mereka di akhirat nanti adalah orang-orang yang merugi.” (Qs. An-Nahl : 108-109).
Kedua, golongan syaithan (lupa pada Allah). Ini adalah golongan manusia yang selalu mengikuti hawa nafsunya. Dalam kehidupannya mereka lebih memilih syaithan menjadi temannya. Syaithan menghias segala keburukan agar terlihat baik di mata mereka. Pada akhirnya mereka lupa kepada Sang Pencipta, Allah Ta’ala yang selalu mencurahkan rahmat kepada setiap orang yang bertaubat.
Allah Ta’ala berfirman,
اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَأَنسَاهُمْ ذِكْرَ اللَّهِ أُوْلَئِكَ حِزْبُ الشَّيْطَانِ أَلَا إِنَّ حِزْبَ الشَّيْطَانِ هُمُ الْخَاسِرُونَ
“Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan syaitan itulah golongan yang merugi.” (Qs. Al-Mujaadilah : 019).
Baca Juga: [Hadist Arbain ke-1] Amalan Bergantung pada Niat
Ketiga, berburuk sangka kepada Allah. Oleh karena mereka mengira bahwa Allah Tabaraka wa Ta’ala telah memberi mereka keburukan dan menjauhkan daripada mereka kebaikan yang mereka kehendaki, dan itulah seburuk–buruk persangkaan kepada Allah. Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah Tabaraka wa Ta’ala senantiasa memberi kebaikan kepada sekalian manusia bahkan kepada manusia yang tiada menyembah-Nya sekalipun (kafir).
Allah Ta’ala berfirman,
وَذَلِكُمْ ظَنُّكُمُ الَّذِي ظَنَنتُم بِرَبِّكُمْ أَرْدَاكُمْ فَأَصْبَحْتُم مِّنْ الْخَاسِرِينَ
“Dan yang demikian itu adalah prasangkamu yang telah kamu sangka terhadap Tuhanmu, prasangka itu telah membinasakan kamu, maka jadilah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (Qs. Fushslhilat : 23).
Keempat, mengada-adakan dusta Kepada Allah. Yaitu mereka yang di dunia bersusah payah untuk menampakkan kepada manusia, bahwa adalah ia orang yang paling baik ucapannya dan perbuatannya dan yang mengatakan sesuatu yang baik sedang sesuatu yang baik yang ia sampaikan itu tiadak ada pada dirinya. Atau seorang pemimpin yang memiliki kekuasaan yang dengan kekuasaannya ia berbuat dengan sekehendak hatinya dan tiada berbuat adil kepada umatnya sedang di hatinya tidak ada Allah, dan padahal sesungguhnya Allah Maha Mengetahui atas sekalian gerangan yang ia sembunyikan didalam hatinya.
Baca Juga: Enam Langkah Menjadi Pribadi yang Dirindukan
Allah Ta’ala berfirman,
وَمِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ مَنْ إِن تَأْمَنْهُ بِقِنطَارٍ يُؤَدِّهِ إِلَيْكَ وَمِنْهُم مَّنْ إِن تَأْمَنْهُ بِدِينَارٍ لاَّ يُؤَدِّهِ إِلَيْكَ إِلاَّ مَا دُمْتَ عَلَيْهِ قَآئِماً ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُواْ لَيْسَ عَلَيْنَا فِي الأُمِّيِّينَ سَبِيلٌ وَيَقُولُونَ عَلَى اللّهِ الْكَذِبَ وَهُمْ يَعْلَمُونَ
“Di antara Ahli Kitab ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu; dan di antara mereka ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya satu Dinar, tidak dikembalikannya padamu, kecuali jika kamu selalu menagihnya. Yang demikian itu lantaran mereka mengatakan: “Tidak ada dosa bagi kami terhadap orang-orang ummi. Mereka berkata dusta terhadap Allah, padahal mereka mengetahui.” (Qs. Ali-Imraan : 075).
Dalam ayat lain, Allah Ta’ala berfirman,
فَمَنِ افْتَرَىَ عَلَى اللّهِ الْكَذِبَ مِن بَعْدِ ذَلِكَ فَأُوْلَـئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
“Maka siapa mengada-adakan dusta terhadap Allah sesudah itu, maka merekalah orang-orang yang zalim.” (Qs. Ali-Imraan : 094).
Baca Juga: Pemberantasan Miras, Tanggung Jawab Bersama
Kelima, aniaya. Yaitu mereka yang tiada berlaku adil terhadap sesama, yang cenderung merugikan orang lain demi keuntungan yang ia akan peroleh untuk dirinya sendiri atau seumpama manusia berbuat kecurangan yang nyata dalam kehidupannya dan manusia yang kerap menganiaya orang lain dan dirinya sendiri walaupun karena kesalahan-kesalahan yang diakibatkan oleh perbuatannya.
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَأْكُلُواْ أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلاَّ أَن تَكُونَ تِجَارَةً عَن تَرَاضٍ مِّنكُمْ وَلاَ تَقْتُلُواْ أَنفُسَكُمْ إِنَّ اللّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيماً وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ عُدْوَاناً وَظُلْماً فَسَوْفَ نُصْلِيهِ نَاراً وَكَانَ ذَلِكَ عَلَى اللّهِ يَسِيراً
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (Qs. An-Nisaa’ : 29-30).
Keenam, menaati pemimpin yang zhalim. Menaati pemimpin yang zalim akan membuat seseorang jauh dari rahmat Allah Ta’ala. Pemimpin yang zalim hanya akan menggiring umatnya pada lembah kebinasaan dan orang seperti itu tidak perlu ditaati. Pemimpin zalim hanya akan menambah buruk keadaan dan menjatuhkan seseorang dalam kehinaan. Tidak ada kebaikan pada pemimpin yang zalim.
Baca Juga: Lima Karakter Orang Jahil
Allah Ta’ala berfirman,
وَلَئِنْ أَطَعْتُم بَشَراً مِثْلَكُمْ إِنَّكُمْ إِذاً لَّخَاسِرُونَ
“Dan sesungguhnya jika kamu sekalian mentaati manusia yang seperti kamu, niscaya bila demikian, kamu benar-benar (menjadi) orang-orang yang merugi.” (Qs. Al-Mu’minuun : 034).
Ketujuh, percaya pada kebatilan dan ingkar kepada Allah. Padahal Allah Tabaraka wa Ta’ala telah menetapkan sesuatu putusan itu atas kamu, bahwa yang sedemikian ini dan sedemikian itu..maka beginilah hukumnya. Namun, sebahagian kamu lebih menyukai untuk mengingkari putusan Allah, sedang kamu lebih menyukai segala putusan yang batil yang ada pada manusia sedang kamu berkata bahwa itulah suatu putusan yang sebaik-baiknya.
Allah Ta’ala berfirman,
Baca Juga: Ternyata Aku Kuat
قُلْ كَفَى بِاللَّهِ بَيْنِي وَبَيْنَكُمْ شَهِيداً يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالَّذِينَ آمَنُوا بِالْبَاطِلِ وَكَفَرُوا بِاللَّهِ أُوْلَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
“Katakanlah: “Cukuplah Allah menjadi saksi antaraku dan di antara kamu. Dia mengetahui apa yang di langit dan di bumi. Dan orang-orang yang percaya kepada yang batil dan ingkar kepada Allah, mereka itulah orang-orang yang merugi.” (Qs. Al-Ankabuut’ : 52).
Orang yang ingkar kepada Allah dan percaya pada keburukan adalah orang-orang yang sudah menzalimi dirinya sendiri. Kelak orang-orang semacam ini akan mendapatkan siksa di hari kiamat kelak. Allah Ta’ala berfirman,
وَتَرَاهُمْ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا خَاشِعِينَ مِنَ الذُّلِّ يَنظُرُونَ مِن طَرْفٍ خَفِيٍّ وَقَالَ الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ الْخَاسِرِينَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنفُسَهُمْ وَأَهْلِيهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَلَا إِنَّ الظَّالِمِينَ فِي عَذَابٍ مُّقِيمٍ
“Dan kamu akan melihat mereka dihadapkan ke neraka dalam keadaan tunduk karena (merasa) hina, mereka melihat dengan pandangan yang lesu. Dan orang-orang yang beriman berkata: “Sesungguhnya orang-orang yang merugi ialah orang-orang yang kehilangan diri mereka sendiri dan (kehilangan) keluarga mereka pada hari kiamat. Ingatlah, sesungguhnya orang-orang yang zalim itu berada dalam azab yang kekal.” (Qs. Asy – Syuura : 045).
Semoga Allah Ta’ala membimbing setiap langkah kita agar selalu dimudahkan menggapai rahmat dan kasih sayang-Nya, aamiin.(A/RS3/P1)
Baca Juga: Amalan Pengundang Rezki Berkah lagi Melimpah
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Mendidik dengan Kasih Sayang