GOOGLE MAPS HINDARI KEBERPIHAKAN DI WILAYAH SENGKETA

Screenshot dari Google Maps dengan domain UEA. (Sumber foto: Gulfnews)
Screenshot dari Maps dengan domain . (Sumber foto: Gulfnews)

Dubai, 18 Syawal 1436/3 Agustus 2015 (MINA) – Google menggunakan dua versi peta yang berbeda dalam menampilkan nama wilayah perairan antara dengan untuk menghindari keberpihakan.

Langkah yang diambil Google bukan tanpa alasan. Perairan itu masih menjadi wilayah sengketa sensitif antara negara Teluk dengan Iran. Masyarakat negara-negara Teluk menamainya , sedangkan Iran menamainya . Demikian Gulf News yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Senin.

Dalam Google Maps terbaru, nama dari teluk itu didasarkan pada domain . Jika pengguna menggunakan domain negara Teluk, nama yang muncul ialah Teluk Arab. Namun, jika pengguna menggunakan domain Iran, nama yang muncul ialah Teluk Persia.

Google juga menggunakan nama Teluk Persia untuk domain di luar negara Teluk atau Iran. Di google.co.id atau google.co.uk misalnya. Nama yang muncul ialah Teluk Persia. Namun, ketika gambar diperbesar, nama Teluk Arab muncul dalam tanda kurung.

Google mengeluarkan keputusan itu berdasarkan nama panggilan yang biasa disebut di tempat pengguna tersebut berada. Artinya, Teluk Persia, menjadi nama utama. Sebab, nama tersebut paling banyak digunakan masyarakat di sebagian besar belahan dunia.

“Banyak pengguna dan peta yang menyebutnya Teluk Persia, tapi ada juga yang menyebutnya Teluk Arab. Untuk menghargai perbedaan itu, kami menampilkan nama Teluk Persia di sebagian besar domain,” ungkap pernyataan Google.

Alexandra Pisetskaya dari perusahaan penyedia solusi dan pelayanan keamanan informasi Help AG Uni Emirates Arab (UEA), mengatakan pemain global seperti Google harus bersikap netral. Mereka tidak bisa memihak ke satu sisi karena akan berdampak pada kerusakan bisnis.

“Dengan pelayanan seperti Google Maps, kemungkinan untuk melukai sentimen sebuah negara pasti ada,” kata Pisetskaya. “Saya pikir langkah yang diambil Google dengan memanfaatkan domain pengguna sudah bijak,” tambahnya.

Pada 2010 lalu, Google Maps hampir menyebabkan perang ketika mengeruk Sungai San Juan yang menjadi batas wilayah dengan . Nikaragua menjadikan Google Maps sebagai referensi. Namun, Kosta Rika tidak setuju dan memprotes Nikaragua beserta Google. (T/P020/P2)

Mi’raj Islamic News Agency

Wartawan: Admin

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0