Garut, 21 Dzulhijjah 1437/23 September 2016 (MINA) – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy, didampingi Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen), Hamid Muhammad meninjau kondisi siswa dari beberapa sekolah di Kabupaten Garut, Kamis (22/9). Mendikbud menyampaikan simpati dan keprihatinannya atas kejadian yang menimpa sekolah dan siswa di Garut.
“Saya prihatin dan sedih ternyata musibah banjir bandang ini juga melanda beberapa sekolah, termasuk SLB ini. Kami harap semua bisa bersabar dan tabah. Kita akan bergotong royong memulihkan ini semua,” ujar Mendikbud saat meninjau Sekolah Luar Biasa (SLB) C YKB Garut yang menjadi sekolah terdampak banjir luapan sungai Cimanuk. Demikian laporan laman resmi Kemendikbud yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Dalam kesempatan tersebut, Mendikbud memberikan 200 set perlengkapan belajar untuk siswa sebagai upaya meringankan beban anak-anak terdampak bencana. “Mengingat semua buku telah hilang, nanti akan saya berikan buku braile lagi agar siswa bisa belajar kembali seperti semula,” harapnya.
Mendikbud meminta agar Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut segera mendata jumlah siswa yang terdampak banjir di semua sekolah di Kabupaten Garut agar mendapatkan bantuan yang sesuai dengan kebutuhan.
Baca Juga: Dr. Nurokhim Ajak Pemuda Bangkit untuk Pembebasan Al-Aqsa Lewat Game Online
Usai melakukan peninjauan, Mendikbud menyampaikan arahannya terkait kondisi mental anak-anak terdampak bencana. “Anak-anak yang terdampak bencana ini harus kita beri lingkungan yang nyaman untuk trauma healing. Harus ada tim yang melibatkan keluarga untuk menguatkan mental anak-anak kita pasca bencana ini,” ujarnya kepada Tim Kemendikbud yang ikut meninjau.
Ia juga berharap agar kegiatan belajar siswa dapat segera pulih. Penanganan sekolah paska bencana ditargetkan selesai dalam waktu dekat sehingga anak-anak dapat kembali belajar dengan nyaman.
Mengenai tanggap darurat terhadap proses belajar dan mengajar, Dirjen Dikdasmen, Hamid Muhammad mengatakan mekanisme penanganan bencana ini menekankan agar siswa bisa tetap belajar dengan memberikan bantuan kebutuhan sekolah.
“Baju seragam, sepatu, tas, buku sekolah kami berikan. Selain itu pembersihan sekolah tetap dilakukan”, ujar Hamid.
Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan
Dinas Pendidikan Kabupaten Garut menyebutkan terdapat 11 sekolah yang terdampak banjir luapan sungai Cimanuk. Diantaranya dua Sekolah Dasar (SD), delapan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). (T/P006/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Lewat Wakaf & Zakat Run 2024, Masyarakat Diajak Berolahraga Sambil Beramal