Jakarta, MINA – Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Hamid Muhammad, mengungkapkan bahwa ajang Gala Siswa Indonesia (GSI) merupakan wujud penguatan pendidikan karakter melalui sepak bola.
“Ini merupakan bagian terintegrasi. Pertandingan sepak bola ini merupakan program pendidikan karakter melalui sepak bola,” katanya di Stadion Madya, Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (20/10).
Menurutnya, pelaksanaan pertandingan GSI Tingkat Nasional, melakukan pemandu bakat atau talent scounting untuk mengetahui kemampuan para pemain muda dengan kriteria penilaian di antaranya, pertama, Attitude atau sikap/perilaku sebelum, selama dan setelah bertanding; kedua, Skill atau keterampilan/keahlian bermain sepak bola dan penggunaannya selama bertanding; ketiga, Respect atau kemampuan menghargai semua teman bermain, wasit, pelatih, dan penonton; empat, Contribution atau kontribusi kepada pemain selama pertandingan; dan kelima, Physical Ability yaitu kemampuan fisik selama bermain.
“Sebagai kompetisi perdana bidang sepak bola bagi siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP), kompetisi Gala Siswa Indonesia Tahun 2018 telah menyelenggarakan 3.554 pertandingan, dengan melibatkan sekitar 205 ribu orang siswa. Seleksi dilakukan secara bertahap dan berjenjang dimulai dari tingkat kecamatan hingga tingkat nasional,” ujarnya.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berawan Tebal Jumat Ini, Sebagian Hujan
Kompetisi SGI tingkat nasional 2018 yang diikuti sebanyak 612 peserta dan 136 pendampingan. 612 peserta terdiri atas 34 tim dari 34 provinsi yang bertanding dibagi dalam delapan grup (AH), nantinya akan bertanding sebanyak 64 pertandingan yang akan di buka Selasa (9/10) di Jakarta.
“Gala Siswa Indonesia harus menjadi momentum untuk semangat persepakbolaan yang berujung tercapainya kejayaan sepak bola nasional yang menjadi mimpi seluruh rakyat Indonesia,” ujarnya.
Terkait ini, Kemendikbud komitmen menjadikan sepak bola GSI sebagai kompetisi musiman yang akan dilaksanakan setiap tahun, sehingga akan menjadi tradisi permainan bola di jenjang sekolah, seperti di negara-negara maju lainnya.
“Harapannya dengan ini akan lahir bibit-bibit unggul dalam persepakbolaan nasional,” tambahnya. (L/R10/R01)
Baca Juga: Kemenag Kerahkan 50 Ribu Penyuluh Agama untuk Cegah Judi Online
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Indonesia Sesalkan Kegagalan DK PBB Adopsi Resolusi Gencatan Senjata di Gaza