Jakarta, 21 Jumadil Akhir 1437/1 April 2016 (MINA) – Gubernur Aceh, dr. H. Zaini Abdullah, menyebutkan, penerapan hukum jinayah dapat menurunkan kejahatan. Hal itu telah terbukti di beberapa negara, seperti di Arab Saudi. Karena itu, ia meminta, Mahkamah Syariah Aceh dapat menerapkan hukum jinayah secara tegas.
“Kita akui mungkin masih perlu penyempurnaan. Karena itu pemikiran dan inovasi hakim di Mahkamah Syariah sangat kita nantikan,” kata Zaini dalam sambutan yang dibacakan Asisten I Sekretariat Daerah Aceh, Dr. Muzakkar A. Gani, S.H, M.Si., di acara pengambilan sumpah dan pelantikan jabatan tujuh Ketua Mahkamah Syariah Kabupaten dan Kota di Aula Mahkamah Syariah Aceh, Rabu (30/3). Demikian keterangan pers yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Gubernur atas nama Pemerintah Aceh mengucapkan selamat atas pelantikan tersebut. Ia berharap, promosi jabatan itu dapat mendorong semakin tegaknya syariat Islam di Aceh.
Ketujuh Ketua Mahkamah Syariah Kabupaten/Kota adalah Drs. A. Karim, yang diangkat sebagai Ketua Mahkamah Syariah Takengon, Dr. Jakfar S.H., M.H, sebagai Ketua Mahkamah Syariah Sigli, dan Drs. H. Bakti Ritonga, S.H, M.H, sebagai Ketua Mahkamah Syariah Kuala Simpang.
Baca Juga: Jawa Tengah Raih Penghargaan Kinerja Pemerintah Daerah 2024 untuk Pelayanan Publik
Sementara Drs. Zulfar diangkat sebagai Ketua Mahkamah Syariah Kita Sabang, Drs. Khoiruddin Harahap M.H., sebagai Ketua Mahkamah Syariah Bireun, Drs. Indra Suhardi, M. Ag., sebagai Ketua Mahkamah Syariah Tapaktuan dan Drs. Said Safnizar, M.H, sebagai Ketua Mahkamah Syariah Idi Aceh Timur.
Ketua Mahkamah Syariah Provinsi Aceh,Drs. H. Jufri Ghalib, S.H., M.H, menyebutkan, para pimpinan yang baru dilantik mengemban tanggungjawab menjaga Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta syariat Islam. Mereka diwajibkan untuk bekerja untuk kesejahteraan rakyat.
“Anda dilantik di hadapan para saksi. Di samping disaksikan diri sendiri dan yang hadir, ini juga disaksikan oleh Allah yang Maha Esa. Tuhan mengetahui apa yang tampak dan yang tersimpan dalam hati. Tanggungjawab anda kepada manusia dan Allah,” ujar Jufri Ghalib berpesan kepada para Ketua Mahkamah Syariah Kabupaten/Kota.
“Anda semua haruslah jujur dalam menegakkan hukum dan keadilan,” ujarnya lagi.
Baca Juga: Cuaca Jabodetabek Berawan Jumat Ini, Hujan Sebagian Wilayah
Selain melantik tujuh ketua baru, di aula Mahkamah Syariah juga digelar acara pengantar tugas Wakil Ketua Mahkamah Syariah Provinsi Aceh, Drs. H. M. Jamil Ibrahim S.H., M.H., MM., yang akan diangkat menjadi Ketua Pengadilan Tinggi Agama Manado.
Jufri Ghalib, menyebutkan para hakim tinggi yang pernah bertugas di Mahkamah Syariah punya peluang dan kesempatan untuk menjadi wakilnya menggantikan M. Jamil. “Tentunya harus lulus fit and proper test.”
Pindahnya M. Jamil diakui sebuah kehilangan besar bagi Mahkamah Syariah Aceh. “Keluarga besar (MS) kehilangan satu tiang besar yang menopang berdiri kokohnya Mahkamah Syariah Provinsi Aceh. Hari ini kita tinggal tonggak,” ujar Drs. Rafiuddin S.H, M.H, Hakim Tinggi Mahkamah Syariah memberi kiasan.
M. Jamil yang dipindahtugaskan menjadi Ketua Pengadilan Tinggi Manado dikenal sebagai sosok yang murah senyum, dan tak pernah marah. Rafiuddin menyebutkan, sebagai karib dan rekan kerja, M. Jamil meninggalkan kesan indah selama berkarir di DS Aceh. Sosok M. Jamil dikenal suka berpantun.
Pada akhir pengantar tugas tersebut, Rafiuddin menghadiahi M. Jamil dengan beberapa bait pantun.
Baca Juga: Bedah Berita MINA, Peralihan Kekuasaan di Suriah, Apa pengaruhnya bagi Palestina?
M. Jamil menyebutkan, sebagai pegawai negeri, mutasi dinas tersebut adalah tugas dan pegawai wajib mengikuti. “Banyak faedah dan hikmah dari hijrah ini. Dengan hijrah ini semoga saya bisa melahirkan pribadi yang lebih bersih,” ujar M. Jamil. (T/R05/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Jurnalis Antara Sampaikan Prospek Pembebasan Palestina di Tengah Konflik di Suriah