Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Erupsi, Semburkan Abu Vulkanik Setinggi 3,5 Kilometer

Flores Timur, MINA – Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur kembali mengalami erupsi pada Ahad siang (18/5) pukul 13.23 WITA. Erupsi tersebut menghasilkan kolom abu vulkanik setinggi sekitar 3.500 meter di atas puncak atau 5.084 meter di atas permukaan laut.

“Telah terjadi erupsi G. Lewotobi Laki-laki, Nusa Tenggara Timur pada tanggal 18 Mei 2025 pukul 13:23 WITA dengan tinggi kolom abu teramati ± 3.500 m di atas puncak (± 5.084 m di atas permukaan laut),” ujar Ketua Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA), Herman Yosef Mboro, dalam keterangan tertulisnya.

Kolom abu vulkanik yang teramati berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal itu condong ke arah barat daya. Erupsi ini terjadi secara freatomagmatik, di mana material magma bercampur dengan air, menghasilkan letusan yang eksplosif.

Gunung Lewotobi Laki-laki merupakan salah satu dari dua gunung kembar yang berada di Flores Timur. Bersama Gunung Lewotobi Perempuan, keduanya memiliki catatan aktivitas vulkanik yang signifikan. Erupsi kali ini mengingatkan warga sekitar untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi dampaknya, terutama bagi penerbangan, aktivitas masyarakat, dan pertanian di sekitarnya.

Hingga berita ini diturunkan, status aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki berada pada Level II (Waspada). Pihak berwenang mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius 2 kilometer dari puncak serta terus mengikuti perkembangan informasi dari Badan Geologi dan PVMBG.

Gunung Lewotobi Laki-laki terletak di Pulau Flores, NTT, dan memiliki ketinggian 1.703 meter di atas permukaan laut. Gunung ini dikenal sebagai bagian dari sejarah geologi Indonesia yang kaya akan aktivitas vulkanik. Dalam beberapa tahun terakhir, Lewotobi Laki-laki telah menunjukkan gejala erupsi kecil hingga menengah, menempatkannya sebagai salah satu gunung berapi yang terus dipantau intensif oleh Badan Geologi.

Masyarakat sekitar gunung umumnya bermata pencaharian sebagai petani. Kejadian erupsi gunung ini kerap berdampak pada tanaman pertanian mereka, seperti jagung dan umbi-umbian, serta kualitas air bersih yang menjadi kebutuhan pokok sehari-hari. []

Mi’raj News Agency (MINA)