Jakarta, MINA – Gunungapi Dukono Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara, mengalami erupsi tinggi antara 100-1.900 meter dari puncak, Rabu (22/11) pukul 07.08 WIT.
Hasil pengamatan visual yang dilakukan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), terlihat adanya kolom abu dari kawah utama berwarna putih, abu dan hitam dengan intensitas tebal dengan tinggi antara 100-1.900 meter, demikian keterangan yang diterima MINA.
Hasil rekaman data yang dihimpun PVMBG dalam kurun 24 jam sebelumnya didapatkan bahwa telah terjadi 15 kali gempa letusan/erupsi dengan aplitudo 7-27 mm dan durasi gempa antara 33.92 – 128.66 detik. Kemudian terekam 1 kali gempa vulkanik dalam dengan aplitudo 27 mm, S-P 0.45 detik dan durasinya selama 17.37 detik. Selanjutnya gempa tremor terekam 1 kali dengan amplitudo 0.5-4 mm dan dominan 3 mm.
PVMBG juga mencatat frekuensi letusan dari aktivitas vulkanik Gunungapi Dukono menurun, namun berdasarkan data perekaman tremor menandakan masih adanya suplay magma yang naik ke permukaan. Hingga sejauh ini, tingkat aktivitas gunungapi Dukono masih ditetapkan pada level II atau ‘Waspada’.
Baca Juga: UAR Korwil NTT Ikuti Pelatihan Water Rescue
Sebagai bentuk upaya meminimalisir dampak dan risiko bencana, PVMBG memberikan rekomendasi kepada masyarakat di sekitar gunungapi Dukono dan pengunjung/wisatawan agar tidak beraktivitas, mendaki, dan mendekati Kawah Malupang Warirang di dalam radius 2 km.
Mengingat letusan dengan abu vulkanik secara periodik terjadi dan sebaran abu mengikuti arah dan kecepatan angin, sehingga area landaan abu vulkanik tidak tetap, maka direkomendasikan agar masyarakat di sekitar gunungapi Dukono untuk selalu menyediakan masker/penutup hidung dan mulut untuk digunakan pada saat dibutuhkan guna menghindari ancaman bahaya abu vulkanik pada sistem pernafasan.
Karakteristik erupsi gunung api ini bersifat eksplosif dan efusif yang menghasilkan abu, lontaran batu pijar, aliran piroklastika, dan aliran lava. Dengan memperhatikan jenis, volume, dan hasil peninggalan erupsi di masa lalu maupun sampai sekarang, erupsi Gunung Dukono dapat diklasifikasikan ke dalam erupsi eksplosif dan efusif bertipe Stromboli – Vulkano berskala kecil sampai menengah.
Potensi bahaya primer erupsi Gunung Dukono terdiri atas aliran piroklastika (awan panas), jatuhan piroklastika (lontaran batu dan abu vulkanik), gas beracun, dan aliran lava. Sedangkan jenis bahaya sekunder adalah aliran lahar.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Diguyur Hujan Kamis Ini
Dukono adalah gunungapi yang kompleks dan salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia sepanjang sejarah. Letusan besar bersejarah pertama terjadi pada tahun 1550. Letusannya bersifat eksplosif dengan skala Volcanic Explosivity Index = 3 (VEI=3), menghasilkan aliran lava dan laharnya memenuhi selat antara Halmahera dan kerucut sisi utara Gunung Mamuya. Kematian dan kerusakan dilaporkan tetapi rinciannya tidak diketahui.
Gunungapi Dukono pernah mengalami letusan yang lebih kecil pada tahun 1719, 1868, dan 1901. Dukono terus menerus meletus sejak tahun 1933 hingga saat ini. Letusan bersifat eksplosif (VEI=3) dan juga menghasilkan aliran lava dan semburan lumpur. Letusannya telah menimbulkan kerusakan namun tidak ada korban jiwa. (R/R8/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tim Gabungan Lanjutkan Pencarian Korban Longsor Jawa Tengah