Jakarta, 10 Ramadhan 1436/ 27 Juni 2015 (MINA) – Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Nur Syam mengatakan, guru adalah kunci utama keberhasilan implementasi kurikulum.
Nur syam mengatakan, sebuah kurikulum tidak akan pernah menemukan esensinya dalam menciptakan generasi didik yang hebat jika tidak didukung oleh para guru yang hebat.
“Sebab kurikulum itu tidak lebih hanya sekedar dokumen, tidak ada makna sampai mampu diterjemahkan secara memadai oleh guru,” kata Nur Syam saat memberikan materi dalam Sosialisasi Program Pendampingan Kurikulum 2013 Zona Timur, di The Alana Surabaya Hotel, Jumat (26/6) kemarin.
Nur Syam juga mengatakan, kegiatan pendampingan implementasi K-13 menemukan esensinya karena kurikulum itu hanya sekadar dokumen yang tidak akan memiliki nilai apapun hingga mendapat sentuhan yang memadai dari guru.
Baca Juga: Pengadilan Brasil Terbitkan Surat Penangkapan Seorang Tentara Israel atas Kejahatan Perang di Gaza
“Maka, kata kunci bukan pada kurikulum yang baik, bukan juga laboratorium yang hebat, tapi sesungguhnya pendidikan maju itu karena terdapat guru-guru yang hebat,” ujar Nur Syam.
Menurut Nur Syam, guru merupakan kata kunci utama atau variabel utama dalam peningkatan kualitas pendidikan.
“Guru yang baik akan menghasilkan proses pembelajaran yang baik. Pendidikan yang baik akan menghasilkan generasi yang baik pula,” kata Nur Syam.
Mantan Rektor IAIN Surabaya ini menyatakan, Kementerian Agama tetap melanjutkan implementasi K-13 karena memandang sebenarnya kurikulum ini adalah kurikulum paling religius sepanjang sejarah Indonesia hingga dewasa ini.
Baca Juga: Tim SAR dan UAR Berhasil Evakuasi Jenazah Korban Longsor Sukabumi
“Itulah mengapa kita tidak ada kata kembali, tidak ada kata balik kucing. Oleh karena itu kita mengapresiasi seluruh jajaran Pendidikan Islam, dan seluruh madrasah yang telah menerapkan kurikulum ini khususnya di wilayah pendidikan agama,” paparnya lagi.
Nur Syam mengingatkan, selain guru, ada sesuatu yang tak kalah penting dan harus dibenahi, yaitu menyangkut tata kelola pendidikan, manajemen pendidikan.
“Bahasa birokrasinya saat ini kata zona intregitas (ZI) menuju wilayah bebas dari korupsi (WBK), serta wilayah birokrasi bersih dan melayani (WBBM). Ini menjadi kata kunci reformasi birokrasi setelah transparansi dan akuntabilitas,” terang penulis buku Dari Bilik Birokrasi itu.
Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Provinsi Jawa Timur, Mahfudh Shodar mengatakan, wilayahnya dengan 419 satua kerja yang terdiri dari Madrasah Ibtidaiyah (MIN), Madrasah Tsanawiyah Negeri (MIN) dan Madrash Aliyah Negeri (MAN) siap mengikuti dan menjalankan K-13.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
“Dengan kegiatan ini, kita semakin mantab dalam implementasi K-13. Betul-betul membawa kualitas pendidikan madrasah sebagaimana yel yel kita, madrasah lebih baik, lebih baik madrasah,” kata Mahfudh Shodar di hadapan peserta yang berasal dari 10 Provinsi di wilayah Indonesia bagian timur. (T/P010/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat