Yogyajarta, MINA – Guru Besar Departemen Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM), Prof Dr R Agus Sartono, menilai bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan ide yang baik, tetapi perlu perhatian serius dalam hal mekanisme pelaksanaannya.
Menurut Agus Sartono, belajar dari praktik baik di negara-negara maju, program MBG biasanya dijalankan melalui kantin sekolah. Ia menekankan bahwa tantangan utama bukan terletak pada konsep besar program tersebut, melainkan pada bagaimana mekanisme penyampaiannya di lapangan.
“Tantangannya di implementasi. Persoalan muncul bukan pada ide besar, tetapi pada delivery mechanism sehingga belakangan ini muncul pandangan negatif dan berbagai kasus keracunan,” kata Agus Sartono dalam keterangan resminya, Senin (6/10).
Ia menambahkan, pengalaman negara maju menunjukkan pentingnya tata kelola yang baik dalam penyediaan makanan bergizi di sekolah. Dengan sistem yang jelas, akuntabel, serta berfokus pada kualitas dan higienitas, program dapat berjalan efektif sekaligus menumbuhkan kepercayaan publik.
Baca Juga: BNPB Catat 50 Korban Tewas Runtuhnya Musala Ponpes Al Khoziny
Program Makan Bergizi Gratis sendiri menjadi salah satu perhatian pemerintah dalam meningkatkan kualitas gizi dan kesehatan anak-anak Indonesia, khususnya di lingkungan pendidikan. Namun, sejumlah kasus keracunan makanan yang terjadi belakangan menimbulkan sorotan masyarakat terkait kesiapan dan pengawasan pelaksanaannya.
Agus Sartono menegaskan bahwa untuk mewujudkan tujuan mulia program tersebut, pemerintah dan pihak terkait harus memperkuat sistem pengawasan, memilih mitra penyedia yang kompeten, serta memastikan standar gizi dan kebersihan benar-benar terjaga di setiap sekolah. []
Mi’raj News Agency (MINA)