Jakarta, MINA – Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana menilai rencana Presiden Prabowo Subianto menampung 2.000 warga Jalur Gaza di Pulau Galang, Kepulauan Riau, berpotensi justru menguntungkan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya, Israel.
Menurut Hikmahanto, alasan pemerintah menampung warga Gaza dengan dalih merawat korban luka maupun yang membutuhkan pengobatan tidak tepat. Sebab, hal itu sama saja dengan memindahkan warga Palestina keluar dari tanah air mereka.
“Warga Gaza telah berulang kali menegaskan tidak ingin meninggalkan kampung halamannya, meski harus mempertaruhkan nyawa,” ujarnya dalam sebuah diskusi di Jakarta, Jumat (15/8).
Hikmahanto menegaskan, evakuasi massal dari Gaza sejalan dengan agenda Israel yang ingin menguasai wilayah itu sepenuhnya. Ia mengungkapkan, laporan sejumlah media asing menyebutkan ada komunikasi antara pejabat Israel, termasuk Kepala Mossad David Barnea, dengan utusan khusus Presiden AS Donald Trump, Steve Witkoff, mengenai upaya mencari negara-negara yang bersedia menerima warga Palestina dari Gaza.
Baca Juga: Israel Gunakan Dalih “Israel Raya” untuk Legalkan Penjajahan, Dunia Harus Menolak
“Dalam pemberitaan tersebut, disampaikan Israel meminta AS memberikan insentif kepada negara-negara yang mau menampung rakyat Palestina. Indonesia disebut-sebut termasuk salah satu yang difasilitasi,” jelasnya.
Hikmahanto mengingatkan agar pemerintah Indonesia berhati-hati dalam mengambil kebijakan, supaya tidak dimanfaatkan pihak asing untuk melemahkan perjuangan rakyat Palestina mempertahankan tanah airnya. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ketua MUI Serukan Umat Islam Perkuat Sumud Flotilla Berlayar Tembus Blokade Gaza