Jakarta, MINA – Guru Besar Universitas Islam Gaza, Palestina, Prof. Mahmoud Anbar, menyoroti hubungan sejarah dan emosional yang erat antara bangsa Indonesia dan rakyat Palestina.
“Bangsa Indonesia dan Palestina memiliki ikatan kuat yang tidak terpisahkan, yaitu cinta terhadap Masjid Al-Aqsa dan cita-cita bersama untuk membebaskannya dari kekotoran penjajah [Zionis Israel]. Kita bermimpi untuk bisa melaksanakan sholat bersama di dalamnya dalam keadaan merdeka,” ungkap Prof Anbar pada acara FGD Solidaritas Kemanusiaan untuk Mendukung Perjuangan Palestina, di Ruang Abdul Muis, Gedung Nusantara, DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (29/11).
Dalam diskusi tersebut, Prof Anbar juga mengingatkan, hubungan antara rakyat Indonesia dan Palestina bukanlah hubungan baru, melainkan telah terjalin sejak lama.
Salah satu tonggak penting dalam sejarah kedua bangsa terjadi pada Agustus 1945, ketika Mufti Agung Al-Quds, Sheikh Amin al-Husseini, memimpin delegasi tokoh senior Palestina ke Bandung. Delegasi ini hadir untuk memberikan dukungan moral kepada rakyat Indonesia yang tengah memperjuangkan kemerdekaan dari penjajahan Belanda.
Baca Juga: Imaam Yakhsyallah Mansur: Bersyukur Menjadi Bagian dari Pembebasan Al-Aqsa
Prof Anbar menekankan, solidaritas ini terus berlanjut hingga sekarang, seiring dengan komitmen rakyat Indonesia dalam mendukung perjuangan Palestina.
“Kami melihat Indonesia sebagai saudara yang selalu ada bersama kami dalam perjuangan kemerdekaan Palestina. Hubungan ini bukan sekadar hubungan politik, melainkan hubungan hati dan iman,” tambahnya.
Dalam sambutannya, senada dengan Prof Anbar, Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Mardani Ali Sera mengungkapkan Palestina merupakan negara kedua yang mengakui kemerdekaan Indonesia, bahkan hingga kini TNI (Tentara Nasional Indonesia) menurunkan pasukannya di perbatasan Israel dan Lebanon untuk menjaga perdamaian dunia.
“Kami dari BKSAP DPR RI menyatakan dengan tegas, tendang Israel dari PBB karena tidak sesuai dengan nilai-nilai dari PBB itu sendiri dan kami mengajak semua negara anggota ICC untuk menangkap PM Israel,” tuturnya.
Baca Juga: Prof Amany Lubis: Rumah Sakit Ibu dan Anak di Gaza Sangat Penting
Menurut Mardani, kemerdekaan Palestina tidak bisa dicapai hanya dengan bicara namun harus disertai strategi dan aksi.
“Saya tegaskan kemerdekaan Palestina tidak bisa dicapai dengan omongan namun aksinya juga harus sesuai. Insyaallah pada siang ini sekecil apapun kami akan coba wujudkan kemerdekaan Palestina,” paparnya.
Acara FGD yang dihadiri oleh berbagai tokoh nasional dan internasional ini juga menjadi momentum untuk memperkuat dukungan rakyat Indonesia terhadap perjuangan rakyat Palestina, terutama dalam upaya membebaskan Masjid Al-Aqsa sebagai simbol persatuan umat Islam.
Diskusi tersebut diakhiri dengan seruan bersama untuk terus menjaga semangat solidaritas antara kedua bangsa demi terwujudnya kemerdekaan sejati bagi rakyat Palestina.
Baca Juga: Petugas KPPS yang Meninggal akan Terima Santunan, Segini Besarannya
FGD yang digelar BKSAP bersama Aqsa Working Group (AWG) menjadi agenda penutup dari rangkaian kegiatan palestina/">Bulan Solidaritas Palestina (BSP) 2024.
Puncak penutupan BSP 2024 ditandai dengan peluncuran pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Indonesia (RSIA) di Gaza, Palestina.
Peluncuran ini bertepatan dengan Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina yang diperingati setiap 29 November.[]
Baca Juga: MER-C dan Café Cinde Gelar Talkshow Bersama Relawan MER-C Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: BMKG Ingatkan Masyarakat Waspadai Cuaca Ekstrem di Akhir Tahun