Jepang, 19 Ramadhan 1436/6 Juli 2015 (MINA) – Seorang guru di Jepang, Naumi Matsubara menciptakan sebuah buku gambar yang menggambarkan seputar dunia Muslim dalam kesehariannya.
Latar belakangnya sebagai guru karate membuat buku tersebut seolah menjadi upaya untuk menanggapi atas meningkatnya laporan anti-Islam yang terjadi di dunia.
“Berita radikalisme, yang selalu menjadi sorotan adalah umat Islam. Tidak ada informasi cukup tentang apa yang sebenarnya Islam dan Muslim praktekkan,” kata guru Jepang yang mengajar di SMP-SMA swasta di London, Mi’raj Islamic News Agency (MINA) mengutip dari Worldbuletin.
Penerbitan buku itu saat masyarakat Jepang masih terguncang oleh kematian dua sandera Jepang yang dieksekusi oleh ISIL di Suriah pada Januari lalu. Sementara itu, setelah pembunuhan tersebut, tiga wartawan Jepang tewas dalam baku tembak di Museum Nasional Bardo, Tunis.
Baca Juga: Korut Tegaskan Dukungan kepada Rusia dalam Menghadapi Ukraina
Buku yang berjudul “Ehon de Manabu Islam no Kurashi” (Belajar kehidupan Islam melalui Buku Bergambar) setebal 40 halaman tersebut diterbitkan oleh penerbit buku bergambar Asunaro Shobo pada pertengahan April lalu dengan harga jual per buku 1.200 yen atau Rp 120.000 rupiah. Isinya tentang seorang Muslim yang mempraktekkan keimanannya.
Buku yang membawa pembaca mengenal kehidupan seorang anak (10) bernama Ahmad yang tinggal di Dubai bersama keluarganya itu menceritakan tentang aktivitas keseharian Ahmad, seperti shalat di masjid, puasa di bulan Ramadhan, bagaimana menghormati orang tua, dan kakaknya yang belajar di SMP.
Ilustrasi buku itu dibuat oleh Miho Satake, ilustrator (58) dari Tokyo, Meguro Ward. Dia tidak hanya memanfaatkan foto-foto Matsubara dengan menampilkan pakaian seorang Muslim, Cityscape Dubai dan masakan lokal, tetapi juga langsung mengunjungi masjid dan komunitas Muslim di Tokyo untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dari agama dan budaya mereka.
Sang editor, Shinichi Yamaura (57) mengatakan tidak seharusnya buku yang mengisahkan tentang keseharian seorang Muslim itu mendapat diskriminasi dari pemerintah Jepang.
Baca Juga: Menlu Iran: Asia Barat Mustahil Damai Tanpa Diakhirinya Pendudukan Zionis
Matsubara sejak 2006 lalu menjadi guru karate dan bahasa dari Jepang di Dubai. Awalnya ia memiliki pandangan yang buruk terhadap Muslim, dia percaya bahwa semua wanita Muslim derajatnya di bawah laki-laki. Namun setelah ia tinggal di Dubai, ia banyak bertemu dengan wanita Muslim yang sangat aktif. Sejak itu, dia menunjukkan perhatiannya yang serius untuk mempelajari Islam.
Saat ini, sekitar 1000 eksemplar buku karangan Matsubara sudah dibeli oleh perpustakaan umum di seluruh Jepang.(T/P004/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Iran Akan Usir 2,5 Juta Migran Afghanistan Hingga Akhir Tahun