Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Guru Madin Dituntut Rp25 Juta Gara-Gara Tampar Murid, Wagub Jateng Turun Tangan!

Zaenal Muttaqin Editor : Widi Kusnadi - Sabtu, 19 Juli 2025 - 16:30 WIB

Sabtu, 19 Juli 2025 - 16:30 WIB

22 Views

Wagub Taj Yasin bertemu dengan guru Madin Demak Ahmad Zuhdi beri dukungan (Foto: Pemprov/MINA)

Demak, MINA – Seorang guru Madrasah Diniyah (Madin) di Kabupaten Demak, Jawa Tengah (Jateng), Ahmad Zuhdi (63) menghadapi tekanan berat usai dituding menampar murid dan dimintai uang damai sebesar Rp25 juta oleh lima pria tak dikenal yang mengaku dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

Kasus yang sempat viral tersebut mendapat perhatian langsung dari Wakil Gubernur (Wagub) Jateng, Taj Yasin Maimoen.

Pada Sabtu (19/7), Taj Yasin mengunjungi Zuhdi di kediamannya di Desa Jatirejo, Kecamatan Karanganyar, Demak, untuk mendengar langsung kronologi kejadian.

Zuhdi menjelaskan, insiden terjadi pada April 2025 saat ia tengah mengajar. Sebuah sandal yang dilempar dari kelas lain mengenai pecinya.

Baca Juga: Indonesia Kecam Keras Rencana Israel Rebut Sepenuhnya Gaza

Emosi sesaat membuatnya menampar seorang siswa yang ditunjuk teman-temannya sebagai pelaku. Ia menyatakan sudah meminta maaf kepada orang tua siswa dan menegaskan tindakannya tidak bermaksud menyakiti, melainkan bentuk teguran.

Namun tiga bulan kemudian, lima orang mendatanginya dan meminta uang damai Rp25 juta, dengan dalih sudah ada laporan polisi.

“Alhamdulillah Gus Yasin datang dan menyatakan siap mendampingi serta memberikan perlindungan,” ujar Zuhdi.

Menanggapi kasus tersebut, Taj Yasin menegaskan pentingnya pendekatan edukatif dan penyelesaian kekeluargaan dalam dunia pendidikan.

Baca Juga: Bupati Pati Batalkan Kenaikan PBB-P2 250 Persen Usai Dapat Penolakan Warga

Ia menyatakan bahwa guru bukan sosok sempurna, namun memiliki tanggung jawab besar dalam membentuk karakter anak.

“Kalau masalah kecil dibesarkan, justru anak yang menjadi korban. Guru tertekan, anak takut sekolah, lembaga pendidikan rusak namanya,” kata Taj Yasin.

Ia juga menyampaikan bahwa Pemprov Jateng akan memperkuat program “Kecamatan Berdaya”, termasuk edukasi hukum hingga tingkat desa dengan melibatkan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) dan paralegal, agar masyarakat tidak mudah ditekan secara hukum.

Taj Yasin berharap semua pihak dapat saling memahami dan kembali memfokuskan pendidikan pada pembentukan generasi yang beradab dan berakhlak mulia. []

Baca Juga: Polisi Ungkap 43 Bayi Jadi Korban TPPO, 17 Dijual ke Singapura

Mi’raj News Agency (MINA) 

Rekomendasi untuk Anda