Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Guru Penggerak Berperan Penting, Diharapkan Ditambah

Rana Setiawan - Rabu, 9 November 2022 - 03:02 WIB

Rabu, 9 November 2022 - 03:02 WIB

2 Views

Balikpapan, MINA – Peran guru penggerak dinilai sangat penting dalam upaya mewujudkan pendidikan berkualitas di Provinsi Kalimantan Timur.

Karena itu, pemerintah didorong untuk terus meningkatkan jumlah guru penggerak yang bisa mendorong peningkatan sebaran kualitas guru terutama di daerah 3 T (tertinggal, terdepan, dan terluar).

Hal tersebut terungkap dalam Focus Group Discussion (FGD) Peningkatan Sebaran Pendidikan Berkualitas: Merumuskan Konsensus Pemerintah, Sekolah, dan Guru di Provinsi Kalimantan Timur, Selasa (8/11).

“Untuk Program Guru Penggerak agar tahun depan targetnya terus ditingkatkan jumlahnya,” ungkap Direktur Utama Synergy Policies Dinna Prapto Raharja saat membacakan konsensus FGD.

Baca Juga: Tiba di Inggris, Presiden Prabowo Hadiri Undangan Raja Charles III

Tantangan saat ini adalah guru penggerak jumlahnya masih terbatas. Dalam FGD tersebut terungkap juga, untuk mendukung program guru penggerak, pendidik yang sudah dilatih oleh Tanoto Foundation bisa diajak terlibat menjadi aktor dalam Program Guru Penggerak.

Selain itu, Program Sekolah Penggerak diharapkan akan berjalan mandiri didukung oleh pemerintah daerah dalam membuat pembelajaran yang menyenangkan bagi murid, sehingga prestasi siswa bisa sesuai dengan target capaian.

“Kolaborasi antar guru dengan kepala sekolah, sekolah dengan dunia usaha dan mitra pembangunan dengan dinas bisa berlangsung meskipun tanpa anggaran. Jadi ini tekadnya adalah tekad kolaborasi,” kata Dinna.

Peserta FGD juga menyoroti kasus siswa yang putus sekolah agar dilakukan pendataan sehingga bisa diberikan akses pendidikan berkualitas juga. Kolaborasi para pemangku kepentingan perlu dilakukan untuk memastikan anak bisa mendapatkan hak atas pendidikan berkualitas.

Baca Juga: Syubban Jambi Kibarkan Bendera Palestina di Puncak Gunung Dempo

FGD juga menyepakati pentingnya pembelajaran aktif termasuk yang berbasis teknologi untuk menggugah semangat belajar para siswa.

Peningkatan karakter guru juga menjadi tema menonjol yang diperbincangkan dalam FGD. Guru merupakan faktor penggerak utama dalam belajar mengajar.

“Faktor penting adalah tersedianya narasumber praktik baik, kegiatan berbasis implementasi Kurikulum Merdeka, serta terbentuknya komunitas belajar agar lebih merata sebarannya,” ungkap Dinna.

Untuk menjangkau daerah 3T, seperti Kabupaten Berau, Mahakam Ulu, dan Kutai Barat, diperlukan pemetaan kembali kebutuhan dan solusi bagi peningkatan kualitas pendidikan.

Baca Juga: Ulama Palestina: Ujian Pertama untuk Bebaskan Al-Aqsa adalah Shubuh Berjamaah

Kepala Balai Guru Penggerak Provinsi Kalimantan Timur Wiwik Setiawati mengungkapkan pentingnya peran guru penggerak untuk mendukung pencapaian pendidikan berkualitas.

Dia mengakui jumlah guru penggerak masih belum ideal. Hanya saja, seiring berjalannya waktu, jumlah guru penggerak ini semakin bertambah.

“Dulu di awal-awal sedikit teman-teman guru yang mau ikut guru penggerak karena pendidikannya sembilan bulan. Tapi sekarang setelah tahu hasilnya, banyak yang mendaftar menjadi calon guru penggerak,” jelasnya.

Wiwik mengungkapkan kontribusi guru penggerak memang nyata. Karena setelah dinyatakan lulus menjadi guru penggerak, kapasitas guru menjadi lebih mumpuni baik dari segi kreativitas, inovasi hingga leadership. Diakuinya banyak guru mendaftar menjadi calon guru penggerak karena ingin secara karir baik.

Baca Juga: UAR Korwil NTT Ikuti Pelatihan Water Rescue

“Kalau ingin menjadi kepala sekolah atau pengawas, ya harus menjadi guru penggerak dulu,” ungkapnya. Dia menyebut target guru penggerak seluruh Indonesia hingga 2024 mencapai 260.000.

Wiwik berpendapat para pengajar yang sudah pernah pelatihan dengan lembaga-lembaga filantropi seperti Tanoto Foundation boleh saja ikut mendaftar sebagai guru penggerak, asal ikut regulasi syarat pemerintah.

FGD tersebut diikuti oleh sepuluh perwakilan dari berbagai pemangku kepentingan bidang pendidikan mulai guru, kepala sekolah, pengawas, hingga pejabat dinas Pendidikan dan Kebudayaan di Provinsi Kalimantan Timur. Banyak diungkap dalam FGD mulai kekurangan sarana dan prasarana pendidikan di daerah 3T, problematika sekolah, kurangnya kesadaran sekolah dari siswa dan orang tua murid hingga kualitas guru yang tidak merata.

Selain itu, juga terungkap bahwa saat ini kekurangan guru bahasa Indonesia. Bahkan, di daerah 3T, semua sekolah kekurangan guru semua mata pelajaran. Disamping itu, program satu laptop, satu guru ternyata juga membawa manfaat yang baik bagi peningkatan kualitas guru dan sekolah

Baca Juga: Cuaca Jakarta Diguyur Hujan Kamis Ini

Berbagai kesulitan di daerah 3T tidak menyurutkan para guru untuk terus berjuang dalam mendidik para siswanya. Salah satunya, Kepala SMPN 2 Gunung Bayan Kutai Barat, Muslikin yang daerahnya tidak terjangkau listrik dan internet tetap bersemangat dalam memajukan sekolahnya.

Ia mengembangkan program pembelajaran memakai jaringan Wifi berbasis intranet serta mendorong guru membuat konten pendidikan di Youtube. Meski terbatas, tapi efektif dalam menunjang pembelajaran siswa. Selain itu, e-library juga dikembangkan untuk mengantisipasi kurangnya buku di perpustakaan.

Merryen Silalahi mewakili Direktur Program Pendidikan Dasar Tanoto Foundation, Margaretha Ari Widowati, dalam sambutannya mengungkapkan kebanggaan atas inovasi dan terobosan yang dilakukan oleh para guru, kepala sekolah hingga pemerintah daerah dalam mencapai pendidikan berkualitas di Kalimantan Timur.

Pendidikan berkualitas mempercepat kesetaraan peluang. Kesetaraan ini adalah kunci bagi terwujudnya masa depan yang lebih baik,” kata Merryen.

Baca Juga: Tim Gabungan Lanjutkan Pencarian Korban Longsor Jawa Tengah

Menurut dia, pendidikan berkualitas memiliki peran penting dalam membalikkan ketidaksetaraan sehingga berpotensi memperkuat pertumbuhan ekonomi suatu negara.

“Dalam konteks ini pendidikan berkualitas mencakup baik akademis maupun dimensi lain seperti relevansi antara pelajaran yang siswa dapatkan di sekolah dengan apa yang dihadapi di kehidupan nyata. Pada titik ini muncul tentang pentingnya model pembelajaran, cara guru mengajar, fasilitas belajar dan materi pembelajaran yang inovatif,” jelas Merryen.

Seluruh kesepakatan FGD di Provinsi Kalimantan Timur ini akan disampaikan kepada Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim dalam rangka Hari Guru 2022.

Synergy Policies (oleh PT Cipta Inspirasi Nusantara) adalah perusahaan konsultan yang berlokasi di Jakarta dengan visi mengembangkan sinergi lintas bidang ilmu dan kepentingan demi kebijakan publik yang berkelanjutan dan bermanfaat bagi seluas-luasnya masyarakat.

Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina

Dibangun oleh kaum profesional berpengalaman di bidang ilmu sosial, politik, dan ekonomi, Synergy Policies melakukan kajian dan evaluasi kebijakan, pelatihan interaktif bagi pengambil kebijakan, dan fasilitasi penyelenggaraan kegiatan. Berkembang pesat sejak didirikan pada tahun 2014, mitra-mitra Synergy Policies berskala internasional maupun nasional.

Tanoto Foundation adalah sebuah organisasi filantropi independen yang didirikan oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto atas dasar keyakinan setiap individu harus mempunyai kesempatan untuk mewujudkan potensinya secara penuh.

Tanoto Foundation memulai kegiatannya pada 1981, saat pendiri mendirikan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar di Besitang, Sumatera Utara. Pada 2018, Tanoto Foundation meluncurkan Program PINTAR untuk meningkatkan kualitas pendidikan dasar di Indonesia dengan memperbaiki kualitas pembelajaran dan kepemimpinan sekolah.(R/R1/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Lomba Mewarnai dan Menggambar Al-Aqsa Meriahkan Festival Baitul Maqdis di Samarinda

Rekomendasi untuk Anda

Tausiyah
Tausiyah
Tausiyah
Indonesia