Peshawar, 13 Rabi’ul Akhir 1436/3 Februari 2015 (MINA) – Otoritas pemerintah di perbatasan Pakistan barat laut, memberikan izin bagi guru sekolah membawa senjata api tersembunyi.
Kebijakan itu menanggapi serangan 16 Desember di sekolah Peshawar yang menjadi serangan paling mematikan dalam sejarah Pakistan, orang-orang bersenjata dari kelompok Tehrik-e-Taliban membunuh 150 siswa dan guru.
Shabnam Tabinda dan beberapa rekan gurunya berinisiatif berlatih menembak, namun banyak pendidik menolak ide mempersenjatai guru sembrono dan kontraproduktif, Arab News yang dikutip Mi’raj Isalmic News Agency (MINA).
Tabinda (37) dan 10 guru perempuan lainnya di Frontier College for Women merasa bangga dengan keahlian menembak baru mereka dan membawa pistolnya untuk membantu melindungi siswanya yang berusia 16 sampai 21 tahun.
Baca Juga: Diboikot, Starbucks Tutup 50 Gerai di Malaysia
“Siapa yang membunuh orang tak berdosa, insya Allah saya akan menembak mereka,” kata Tabinda.
Menteri Pendidikan Tinggi di provinsi Khyber Paktunkhwa yang berbasis di Peshawar, Mushtuq Ghani, mengatakan kabinet mendukung mempersenjatai guru, mengingat kenyataannya 65.000 polisi di kawasan itu terlalu sedikit untuk memberikan garis pertahanan pertama bagi 50.000 sekolah.
Guru perlu menyediakan sendiri senjata apinya yang berlisensi resmi, yang sudah banyak dimiliki untuk mempertahankan rumah mereka.
Sekolah secara nasional diliburkan selama beberapa pekan setelah serangan Taliban di Army Public School, ketika tujuh orang menyamar sebagai tentara Pakistan dan menembaki anak-anak yang berlarian, banyak dari korban adalah putra-putri personil militer Pakistan.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Ketika siswa kembali belajar pada bulan ini, banyak sekolah sudah meningkatkan keamanannya, termasuk dinding keamanan yang tinggi, sistem pengawasan sirkuit tertutup dan penjaga yang dikontrak secara pribadi.
Beberapa guru berlisensi dan dilatih membawa senjata api sudah mulai membawa pistolnya ke kelas mereka.
“Saya membawa senjata, tapi saya selalu menyembunyikannya seperti ini,” kata Meenadar Khan, seorang guru di Sekolah Tinggi Pemerintahan di Peshawar, lalu mengangkat kemejanya memperlihatkan pistolnya di balik sarung.
Namun provinsi lain belum mengikuti rencana Peshawar untuk mengizinkan guru membawa senjata tersembunyi, dan sebagian besar organisasi pendidikan mengatakan itu langkah yang tepat. (T/P001/R02)
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)