Khartoum, MINA – Polisi Sudan menembakkan gas air mata pada ratusan guru di ibu kota Khartoum, Selasa (5/2), yang berunjuk rasa memprotes kematian Ahmed Al Kheir, 36, seorang rekan mereka yang ditahan karena ikut demonstrasi menentang pemerintahan Presiden Omar Al-Bashir.
Kerusuhan dengan cepat meningkat menjadi demonstrasi nasional melawan tiga dekade Bashir berkuasa, dengan demonstran menuntut pemimpin veteran itu mundur.
Para guru pada Selasa berunjuk rasa di dekat Kementerian Pendidikan di ibu kota Khartoum untuk memprotes kematian seorang rekan pendidik di negara bagian Kassala, kata para saksi mata. Demikian The New Arab melaporkan yang dikutip MINA.
Ia menambahkan bahwa polisi anti huru hara telah menembakkan gas air mata untuk membubarkan guru-guru yang berunjuk rasa itu
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Ahmed Al Kheir, seorang guru berusia 36 tahun dan anggota Partai Kongres Populer Islamis (PCP), tewas dalam penahanan setelah agen keamanan menangkapnya pekan lalu sehubungan dengan protes, kata seorang kerabat kepada wartawan pada hari Sabtu.
Kheir adalah anggota PCP, yang merupakan bagian dari pemerintahan Bashir tetapi telah menyerukan penyelidikan atas kematian para pemrotes yang tewas selama demonstrasi.
Rekan-rekan guru mengalir ke jalan-jalan untuk melantunkan “kebebasan, perdamaian, keadilan”, seorang saksi mengatakan, menggunakan seruan gerakan protes terhadap pemerintah Bashir.
“Banyak yang membawa foto-foto Kheir yang meninggal dalam tahanan,” tambah saksi.
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
Selain itu, sekelompok dokter, pelajar dan pengacara juga menggelar demonstrasi di ibu kota dan daerah lain. Protes yang dipicu oleh keputusan pemerintah untuk melipattigakan harga roti yang telah mengguncang Sudan sejak 19 Desember.
Ratusan dokter mengadakan aksi duduk di beberapa rumah sakit di seluruh negeri menyerukan Bashir untuk mundur, kata saksi mata.
Rekaman dalam video yang diunggah ke media sosial menunjukkan para dokter memegang spanduk yang menyerukan pengunduran diri Bashir.
Akibat aksi itu, pejabat mengatakan, sekitar 30 orang telah tewas terbunuh dalam kekerasan terkait protes sejak itu, tetapi Human Rights Watch mengatakan, setidaknya ada 51 orang telah terbunuh. (T/Gun/P1)
Baca Juga: Korban Tewas Ledakan Truk Tangki di Nigeria Tambah Jadi 181 Jiwa
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Presiden Afsel Minta Dunia Tekan Israel Hentikan Serangan di Gaza