Cibubur, MINA – Pengasuh Pesantren Tebuireng, Jombang, Solahuddin Wahid (Gus Solah), meminta pemerintah segera menyelesaikan kasus Papua dari akarnya, yaitu ketidakadilan yang dirasakan masyarakat di sana.
“Permasalan Papua sebenarnya bukan sekadar peristiwa yang terjadi di Jawa Timur saja (asrama di jalan Kalasan, Surabaya) tetapi lebih dari itu adalah adanya ketidakadilan yang mereka rasakan sebagai sesama warga negara Indonesia,” katanya kepada wartawan MINA di sela-sela kunjungan ke Sekolah Islam Terpadu Insan Mandiri, Cibubur, Rabu (28/8).
Lebih lanjut, tokoh NU yang merupakan alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) itu mengatakan, Papua adalah tanah yang kaya akan sumber daya alam, tetapi masyarakatnya hidup dalam kemiskinan, sementara hasilnya banyak dinikmati oleh orang di luar Papua.” Ini yang membuat mereka marah,” paparnya.
“Pemerintah harus serius memperhatikan nasib rakyat Papua, mulai dari pendidikan, layanan kesehatan, kesejahteraan dan lainnya, jadi bukan hanya infrastruktur saja,” tambahnya.
Baca Juga: Jelang Libur Nataru, Terminal Bekasi Berlakukan Ram Check Bus
Solahuddin Wahid beserta rombongan mengunjungi Sekolah Islam Terpadu (Boarding School) Insan Mandiri dalam rangka studi banding model pembelajaran. Insan Mandiri selama ini menerapkan system “Project Based on Quran” yang diprakarsai praktisi pendidikan Munif Chatib menjadi rujukan model pembelajaran di beberapa sekolah lain.
Solahuddin Wahid adalah seorang ulama, aktivis dan tokoh Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia. Ia pernah menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada masa awal reformasi 1998. Salahuddin juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Komnas HAM.
Solahuddin Wahid merupakan putra dari pasangan K.H. Wahid Hasyim (ayah) dengan Sholehah (ibu), dan adik kandung dari mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Ayahnya adalah putra dari pendiri Nahdlatul Ulama (NU), K.H. Hasyim Asy’ari. (L/P2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menag RI dan Dubes Sudan Bahas Kerja Sama Pendidikan