Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gus Ulil Abshar Abdalla Ungkap Kebohongan Israel

kurnia - Senin, 3 Juni 2024 - 15:27 WIB

Senin, 3 Juni 2024 - 15:27 WIB

55 Views ㅤ

Jakarta, MINA – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ulil Abshar Abdalla mengungkapkan beberapa mitos yang digunakan Israel membungkam para pengkritiknya, terutama di Barat.

Menurutnya bisa disapa Gus Ulil, ada sejumlah narasi menyesatkan yang dibangun Zionis Israel terkait pendirian negara mereka. Salah satu mitos utama dibangun Israel adalah sebelum kedatangan orang Yahudi Palestina adalah tanah kosong, tanpa penduduk.

“Kita tahu Israel berdiri pada 15 Mei 1948. Beberapa politisi penting dan founding fathers Israel menggambarkan Palestina sebagai tanah kosong. Tanah yang di sana tidak ada orang,” kata Gus Ulil, dalam diskusi ‘Peran Kita dalam Mendukung Palestina’ di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Ahad (2/6).

Narasi ini digunakan untuk mengklaim pendirian negara Israel tidak mengorbankan siapa pun. Namun, mitos ini terbongkar pada akhir 1980-an ketika dokumen resmi Israel mulai dideklasifikasi.

Baca Juga: Prediksi Cuaca Jakarta Akhir Pekan Ini Diguyur Hujan 

Dokumen-dokumen tersebut dibaca oleh sejarawan kemudian melahirkan generasi sejarawan Yahudi baru, yang dikenal sebagai New Historians. Tiga tokoh utama dari kelompok ini adalah Avi Shlaim, Benny Morris, dan Ilan Pappe.

“Avi Shlaim menulis banyak buku mengenai mitos ini dan mencoba mematahkannya. Melalui studi arsip sejarah, terungkap bahwa pendirian negara Israel berdarah-darah, dengan sekitar 800 ribu orang Arab terusir dari tempat tinggal mereka dan sekitar 400 desa dihancurkan,” kata Gus Ulil.

Mitos kedua yang diungkapkan Gus Ulil, adalah bahwa orang-orang Arab sejak awal tidak mau berdamai dengan Israel. Narasi ini menyatakan bangsa Arab lebih memilih perang dan menolak resolusi damai yang ditawarkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 1947 yang membagi Palestina menjadi dua bagian, satu untuk Israel dan satu untuk Arab.

“Narasi bahwa bangsa Arab lebih memilih perang daripada damai ini sangat misleading,” kata Gus Ulil. Menurut Gus Ulil, keputusan PBB tersebut tidak adil karena tanah yang secara resmi dimiliki oleh orang Palestina diberikan kepada pendatang yang mengambilnya secara ilegal.

Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan

“Menurut saya, keputusan ini tidak fair, karena ini orang yang punya tanah resmi kemudian tanahnya diberikan kepada pendatang yang mengambil tanah itu secara ilegal,” tegasnya.

Gus Ulil menekankan, pentingnya memahami dan mengkritisi narasi resmi yang dibangun oleh Israel, terutama di Barat. Menurutnya, narasi-narasi ini tidak hanya menyesatkan tetapi juga mengaburkan realitas sejarah dan penderitaan rakyat Palestina.

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Menhan: 25 Nakes TNI akan Diberangkatkan ke Gaza, Jalankan Misi Kemanusiaan

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
MINA Preneur
Sosok