Juru Bicara, Stephane Dujarric, mengatakan dalam konperensi pers, Kamis (16/11), “Sekretaris Jenderal sangat kecewa karena kami belum melihat pencabutan blokade. Sekretaris Jenderal dan tim kemanusiaannya merasa sedih pada pemandangan yang kita lihat di Yaman.” Demikiani dilaporkan MEMO dan dikutip MINA.
“Ini adalah krisis buatan manusia,” lanjut juru bicara PBB, menambahkan bahwa Guterres menyebutnya sebagai “perang bodoh”.
Dalam sebuah konferensi pers di markas PBB di New York, Dujarric mengungkapkan bahwa Guterres telah menulis sebuah surat kepada utusan PBB Arab Saudi Abdallah Al-Mouallimi, mengenai blokade yang diberlakukan oleh koalisi pimpinan-Arab di Yaman sejak 6 November. Dia mendesak Riyadh untuk menghentikan blokade yang sudah membalikkan dampak upaya kemanusiaan.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Koalisi tersebut memberlakukan blokade di pelabuhan-pelabuhan Yaman setelah pihak Houthi melepaskan sebuah rudal balistik di Bandara Internasional Khalid Raja di Riyadh dua hari sebelumnya.
Yaman yang miskin tetap dalam keadaan perang saudara sejak tahun 2014, ketika pemberontak Houthi menguasai sebagian besar negara, termasuk ibukota Sana’a.
Pada tahun 2015, Arab Saudi dan sekutu Arabnya meluncurkan kampanye besar yang bertujuan untuk membalikkan keuntungan militer Houthi dan menopang pemerintahan Yaman yang diperangi.
Menurut pejabat PBB, lebih dari 10.000 orang terbunuh dalam perang tersebut, sementara lebih dari 11 persen penduduk negara tersebut telah mengungsi. (T/RS3/P1)
Baca Juga: Trump Disebut Menentang Rencana Israel Aneksasi Tepi Barat
Mi’raj News Agency (MINA)