Guyana, 18 Muharram 1437/31 Oktober 2015 – Sebuah pernyataan dari Departemen Kepresidenan Guyana mengonfirmasi, pemerintah baru negara di Kawasan Caribia, Amerika Selatan, tersebut, berminat menjadi anggota Bank Pembangunan Islam (Islamic Development Bank/IDB).
Menurut laporan Carribean News Now, Sabtu (31/10), dua pejabat senior dari IDB, Salman Syed Ali dan Yahya Aleem Ur Rehman, menggelar pertemuan dengan Presiden Guyana David Granger dan Menteri Keuangan Winston Jordan.
Laporan itu, seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), mengungkapkan pertemuan Granger dan pejabat OKI mendiskusikan jalan negara itu menuju ke IDB, institusi keuangan yang berada dalam naungan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
Meski belum bergabung dengan IDB, Guyana, telah menjadi anggota OKI sejak tahun 1998. Guyana adalah sebuah negara yang terletak di daratan utara Amerika Selatan dan berbatasan dengan Brasil, Suriname, dan Venezuela.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Sejauh ini Suriname adalah satu-satunya anggota IDB di belahan bumi barat di sana.
“Para pejabat eksekutif Central Islamic Organization of Guyana (CIOG) juga bagian dari delegasi yang bertemu dengan Granger di Departemen Kepresidenan,” ungkap Carribean News Now dalam laporannya.
Pertemuan itu merupakan salah satu indikasi pertama dari pemerintahan baru di Guyana bahwa mereka berniat untuk membangun hubungan ekonomi, politik, dan budaya dengan masyarakat Islam di Afrika dan Asia. Sebagian besar dari 57 anggota OKI memang berasal dari Afrika dan Asia.
Menteri Keuangan Guyana juga telah diundang ke pertemuan bank-bank sentral dan otoritas moneter anggota OKI di Suriname pada 16-17 November mendatang.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Pertemuan otoritas keuangan dan moneter OKI itu merupakan yang pertama yang dihelat di kawasan Amerika Selatan. Tema yang diusung adalah “Structural and Financial Policies to Cope with International and Domestic Economic Challenges in the OIC Member Countries”.
Presiden IDB, Ahmad Mohamed Ali Al Madani, menyatakan sejak 1971 institusi yang dipimpinnya telah mempromosikan pembangunan ekonomi di berbagai belahan dunia dengan nilai US$235 miliar (Rp3.242 triliun).
Dari jumlah itu, sebanyak 60% digelontorkan untuk mendukung investasi sektor publik dan swasta, termasuk infrastruktur energi , transportasi, komunikasi, dan jasa sosial.
Saat ini IDB sedang memperluas kehadirannya di wilayah Karibia dan, jika Guyana bergabung, ada kesempatan untuk membuka kantor perwakilan di lingkup Caribbean Community (CARICOM), sebuah organisasi yang beranggotakan 15 negara Karibia dan dependensi. (P022/P2)
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)