Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

HAARETZ: LEBIH DARI 10 EKSTRIMIS YAHUDI DITANGKAP

Rana Setiawan - Selasa, 25 Agustus 2015 - 00:28 WIB

Selasa, 25 Agustus 2015 - 00:28 WIB

557 Views

Seorang tahanan administratif ekstrimsi yahudi Eviatar Slonim saat di pengadilan awal bulan ini.(Foto: Gil Eliahu/Haaretz)

ekstrimis-Yahudi-300x155.jpg" alt="Seorang tahanan administratif ekstrimsi yahudi Eviatar Slonim saat di pengadilan awal bulan ini.(Foto: Gil Eliahu/Haaretz)" width="300" height="155" /> Seorang tahanan administratif ekstrimsi Yahudi Eviatar Slonim saat di pengadilan awal bulan ini.(Foto: Gil Eliahu/Haaretz)

Tel Aviv, 9 Dzulqa’dah 1436/24 Agustus 2015 (MINA) – Surat kabar Israel Haaretz, Ahad (23/8), mengatakan Militer Pendudukan Israel mengeluarkan perintah administratif terhadap sekitar lebih dari 10 pemukim ilegal ekstremis Yahudi yang tinggal di permukiman Tepi Barat dan Israel selama beberapa hari terakhir, sebagai bagian dari tindakan keras terhadap “ekstrimisme Yahudi.”

Haaretz mengatakan, perintah berkisar pada kekerasan dari larangan menghubungi individu tertentu untuk memaksa meninggalkan Tepi Barat, demikian Palestine News Network (PNN) melaporkan seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Perintah tersebut dikeluarkan atas rekomendasi dari dinas keamanan internal Israel Shin Bet (Shabak) dan ditandatangani para pemimpin militer Israel.

Pada Sabtu (22/8) malam, seorang remaja laki-laki dari Ma’aleh Adumim, di Tepi Barat, dan seorang pria Yahudi dari pinggiran Tel Aviv, Ramat Hasharon, diperintahkan untuk tetap keluar dari Al-Quds dan Tepi Barat serta tetap berada di rumah pada malam hari, di bawah tahanan rumah, koran itu menambahkan.

Baca Juga: Pengadilan Tinggi Israel Perintahkan Netanyahu Tanggapi Petisi Pengunduran Dirinya

Selain itu, dua siswa remaja Yahudi dari Bat Ayin dan satu dari permukiman ilegal Israel Alon Shvut Tepi Barat, diperintahkan untuk meninggalkan Tepi Barat dan menjadi tahanan rumah pada malam hari selama enam bulan. Salah satu remaja juga dilarang memasuki Kota Al-Quds.

Otoritas Pendudukan Israel mengaku melakukan tindakan keras terhadap “ekstrimisme Yahudi” sejak serangan Duma pada 31 Juli lalu, di mana seorang bayi berusia 18 bulan, Ali Dawabsheh, dan ayahnya meninggal dalam serangan pembakaran, di mana anggota keluarga lainnya (ibu dan saudara Ali) kini masih dalam kondisi kritis di rumah sakit.

Setelah serangan itu, polisi Israel mengumumkan mereka tidak dapat mengidentifikasi penyerang pembakaran di Duma, Nablus, utara Tepi Barat, dan meminta bantuan untuk menemukan orang yang mengarah pada para tersangka.(T/R05/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Sejumlah Jenazah di Makam Sementara Dekat RS Indonesia Hilang

 

Rekomendasi untuk Anda