Tel Aviv, MINA – Sebuah surat yang dikirim pada hari Ahad (20/4) kepada penyelenggara protes, yang pertama kali diperoleh oleh Haaretz, menguraikan persyaratan untuk menyetujui demonstrasi, dengan tidak memajang simbol di spanduk, yang merujuk pada Gaza atau tawanan.
Menurut surat yang sama, polisi pendudukan juga berusaha mencegah demonstran memajang spanduk bertuliskan “genosida” dan “pembersihan etnis”. Demikian dikutip dari Almayadeen.
Namun polisi pendudukan Israel telah membatalkan upaya pembatasan tersebut, menyusul reaksi keras dari penyelenggara dan pertanyaan dari media. Pejabat penegak hukum menyatakan instruksi terbaru telah dikirimkan kepada penyelenggara.
Panduan yang direvisi tidak menyertakan pembatasan sebelumnya pada konten spanduk, yang menandakan penarikan kembali penyensoran protes.
Baca Juga: Menkeu Israel Sebut Pembebasan Tawanan Bukan Prioritas Utama
Haaretz melaporkan bahwa penyelenggara menuduh polisi melakukan penyensoran dan tindakan yang melampaui batas, dengan menyebut pembatasan tersebut bermotif politik.
Penyelenggara protes mengaitkan pembatasan protes dengan tindakan pemerintah yang lebih luas, mengkritik keputusan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk membatalkan kesepakatan gencatan senjata, yang menurut mereka menghambat pembebasan tawanan yang ditahan Hamas dan menyebabkan lebih banyak kematian warga sipil di Gaza.
Sebelumnya, polisi Israel dengan kekerasan membubarkan protes di Haifa pada 10 April, merobohkan spanduk dan menangkap beberapa demonstran yang berkumpul untuk mengutuk perang yang sedang berlangsung di Gaza.
Media Palestina melaporkan pasukan Israel menangkap 23 pengunjuk rasa setelah memberi mereka waktu beberapa menit untuk bubar.
Baca Juga: Pertahanan Sipil Gaza Tuding Militer Israel ‘Eksekusi Kilat’ 15 Pekerja Penyelamat
Aksi protes meletus di berbagai wilayah Palestina yang diduduki, memprotes perang yang sedang berlangsung di Gaza dan penundaan pemulangan tawanan.
Aksi protes lain yang diadakan bulan ini pada tanggal 8 April berlangsung di Hostages Square di Tel Aviv, untuk mendesak pemerintah agar mengamankan kesepakatan pembebasan semua tawanan yang ditahan Hamas di Gaza saat Netanyahu bertemu dengan Trump di Washington.
“Bagaimana Anda bisa tidur di malam hari jika Anda menelantarkan mereka?” tanya mantan tawanan Ilana Gritzewsky, seraya menambahkan bahwa “Israel harus mengajukan inisiatif di atas meja untuk mengembalikan semua sandera sekaligus, tidak secara bertahap, tidak secara berkelompok, kami ingin semua orang sekarang.”
Para pengunjuk rasa juga berdemonstrasi menentang Netanyahu dan pemerintahannya, karena ia terus melancarkan perang di Gaza dan menunda perjanjian gencatan senjata yang dapat membebaskan seluruh tawanan Israel. []
Baca Juga: PPS: 65 Tahanan Palestina Syahid Dalam Penjara Israel Sejak 7 Oktober 2023
Mi’raj News Agency (MINA)