Jakarta, MINA – Wakil Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), Habib Nabiel Al Musawa mengajak umat Muslim untuk memperbanyak ketaatan, terutama karena sudah memasuki bulan haram (mulia) yaitu Dzulqadah.
“Pada empat bulan haram yaitu Dzulqadah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab adalah bulan yang dimuliakan dan telah diagungkan sebelum disyariatkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Karenanya Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengingatkan tidak boleh saling menzalimi antara satu dengan yang lain pada bulan-bulan tersebut,” kata Habib Nabiel dalam program MUI Menyapa Umat di Pondok Pesantren Al Jauhari, Garut, Jawa Barat, Ahad (5/6).
Habib Nabiel menjelaskan, pengagungan terhadap bulan haram telah ada sebelum Islam datang. Salah satu buktinya adalah kebiasaan orang Yahudi puasa Asyura yang bertepatan pada 10 Muharram.
Dalam hadits sahih dikatakan ketika orang-orang Yahudi berpuasa lalu ditanya oleh Rasulullah sebab apa mereka berpuasa. Mereka menjawab bahwa hari tersebut adalah hari saat Nabi Musa Alaihis Salam diangkat menjadi Rasul, hari ketika diturunkannya Kitab Taurat, dan hari kala Nabi Musa diangkat selama 40 hari oleh Allah dan dibersihkan-Nya.
Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama
“Ketika memasuki bulan haram, ada salah satu kebiasaan ulama terdahulu yaitu mengembalikan buku-buku yang dipinjam kepada pemiliknya apabila masih bertengger di perpustakaan mereka,” tuturnya.
“Hal tersebut dilakukan para ulama atas dasar memuliakan bulan haram. Karenanya apabila seseorang memiliki hutang, maka harus segera dilunaskan manakala telah memasuki bulan Haram,” sambung Habib Nabiel.
Menurut Habib Nabiel, teladan para ulama merupakan bagian dari menjauhi perbuatan menzalimi orang lain. Terlebih Allah menegaskan, di dalam Alquran mengenai larangan berperang ketika bulan haram, sebab itu pada bulan-bulan mulia dianjurkan untuk menghidupkan amalan sunnah seperti berpuasa, shalat malam, dan berzikir.
“Menjauhi diri dari perbuatan zalim merupakan salah satu ciri kelompok Islam Wasathi. Hal ini selaras dengan yang diajarkan MUI untuk memasyarakatkan Islam Wasathi,” katanya.
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa
Habib Nabiel juga mengingatkan, untuk menjauhi segala perbuatan dosa, melunaskan utang apabila memilikinya, dan meminta maaf apabila menzalimi orang lain tatkala memasuki bulan-bulan Haram. (R/R4/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka