Jakarta, MINA – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menganugerahkan Habibie Prize 2025 kepada lima ilmuwan dan tokoh bangsa yang dinilai berkontribusi besar dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan kemanusiaan. Upacara penghargaan berlangsung di Auditorium Sumitro Djojohadikusumo, Jakarta, pada Hari Pahlawan Nasional, Senin (10/11).
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan, penghargaan ini menjadi simbol bahwa perjuangan masa kini dilakukan melalui riset dan inovasi, bukan lagi di medan perang.
“Habibie Prize merupakan warisan semangat almarhum B.J. Habibie untuk menjadikan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai wujud cinta tanah air,” ujarnya.
Handoko menegaskan, BRIN bersama pemerintah terus memperkuat penghargaan ini agar menjadi inspirasi bagi generasi muda dan memperkuat kebanggaan terhadap sains Indonesia.
Baca Juga: SMA Alfa Centauri Bandung Gelar Kreativitas Peduli Lingkungan
“Kita ingin menumbuhkan kebanggaan publik terhadap ilmu pengetahuan, serta menularkan semangat agar generasi muda mampu melampaui capaian pendahulunya,” katanya.
Lima Penerima Habibie Prize 2025
Penghargaan tahun ini diberikan kepada lima tokoh lintas bidang: 1. Rino Rakhmata Mukti (Institut Teknologi Bandung), atas inovasi mengubah limbah sekam padi menjadi zeolit sintetis untuk energi bersih dan pertanian berkelanjutan. 2. Tedjo Sasmono (Lembaga Eijkman), atas riset pemetaan virus dengue yang menjadi dasar kebijakan vaksinasi nasional. 3. Anuraga Jayanegara (IPB University), atas pengembangan pakan ternak rendah emisi untuk mengurangi dampak perubahan iklim. 4. Prof. Jimly Asshiddiqie, atas kontribusinya dalam reformasi konstitusi dan gagasan constitutional ethics dalam sistem hukum Indonesia. 5. Prof. Muhammad Quraish Shihab, atas dedikasinya dalam tafsir Al-Qur’an kontekstual melalui karya monumental Tafsir Al-Misbah.
Dalam sambutan daring, Ilham Akbar Habibie, putra almarhum Presiden ke-3 RI B.J. Habibie, menyampaikan bahwa penghargaan ini merefleksikan semangat ayahandanya untuk menyatukan iman, ilmu, dan cinta tanah air.
Baca Juga: Perundungan Darurat Mental yang Sering Kita Abaikan
“Habibie Prize bukan hanya pengakuan atas prestasi ilmiah, tetapi juga simbol bahwa ilmu pengetahuan harus berjalan seiring dengan nilai spiritual dan nasionalisme,” katanya.
Ia berharap penghargaan ini dapat mendorong lebih banyak ilmuwan muda Indonesia berkiprah di tingkat global dan menghasilkan inovasi yang bermanfaat bagi umat manusia.
Habibie Prize pertama kali diselenggarakan pada tahun 1999 oleh The Habibie Center dan kini dikelola oleh BRIN bekerja sama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) melalui Dana Abadi Penelitian.
Tahun 2025 menjadi penyelenggaraan ke-26 penghargaan tersebut, sekaligus mempertegas komitmen pemerintah dalam memberikan apresiasi kepada para ilmuwan unggul dan peneliti berdampak.
Baca Juga: Saat Sekolah Jadi “Pabrik” Kebobrokan Akhlak
“Setiap riset adalah bentuk perjuangan. Para ilmuwan adalah pahlawan modern yang berjuang dengan ilmu dan gagasan,” tutup Handoko.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Santri Al-Fatah Pekalongan Dukung Palestina Lewat Lomba Mewarnai dan Kaligrafi
















Mina Indonesia
Mina Arabic